Penanganan stunting menjadi pekerjaan mendesak bangsa saat ini untuk ditangani secara gotong royong.
Hal ini juga menjadi dasar Delegasi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) berkunjung ke Telkom University (TelU).
Rombongan UKSW dipimpin langsung Rektor Prof. Intiyas Utami diterima hangat oleh Rektor TelU Prof. Dr. Adiwijaya beserta jajarannya di Gedung Rektorat TelU, Bandung.
Semangat untuk memberikan dampak dan kontribusi positif dalam memecahkan persoalan bangsa mengemuka dalam pertemuan antara kedua pimpinan Perguruan Tinggi itu.
Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami menyambut baik visi dan upaya TelU, serta menyampaikan apresiasi atas sambutan yang hangat.
"Kami sangat senang dapat berkunjung ke TelU dan belajar dari kampus yang telah diakui secara internasional dalam peringkat THE 300-400 dunia terkait SDGs," ungkap Intiyas usai kegiatan, Senin (26/8).
Ia menyoroti inisiatif UKSW melalui program desa binaan yang berfokus pada pengurangan angka stunting. Ia berharap kerja sama ini dapat menghasilkan solusi untuk mengatasi masalah stunting di desa-desa binaan UKSW.
Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik, dan Kemahasiswaan (WR PAK), Prof. Ferdy Semuel Rondonuwu, menambahkan bahwa UKSW telah lama berperan aktif dalam pengabdian masyarakat di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), terutama di bidang kesehatan dan pertanian.
"Kami telah memulai kerja sama dengan Universitas Pertahanan (UNHAN) dalam pengembangan gandum di NTT. Namun, dengan lahan yang luas dan tingkat kesuburan yang berbeda, pemanfaatan teknologi informasi dan pengumpulan data menjadi sangat penting. Kami berharap dapat memperoleh dukungan dari TelU untuk menangani tantangan ini dengan lebih efektif dan efisien," jelasnya.
Sementara, Prof. Adiwijaya menegaskan komitmen TelU dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, khususnya melalui pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
"Berbagai tantangan yang dihadapi perguruan tinggi, terutama dalam upaya mengatasi masalah nasional seperti stunting, yang angkanya masih mencapai 20%," kata Prof. Adiwijaya.
Ia menerangkan, pekerjaan PT masih banyak dan salah satu yang paling mendesak adalah stunting. Penting bagi TelU untuk memastikan keberadaannya dapat dirasakan oleh masyarakat, serta dampak dari pencapaian SDGs dapat terlihat dan dirasakan oleh semua pihak.
Lebih lanjut, Prof. Adiwijaya menguraikan visi TelU untuk menjadi National Excellence Entrepreneurial University, serta pencapaian TelU dalam Times Higher Education (THE) Impact Rankings, yang menempatkan TelU pada peringkat 301-400 dunia berdasarkan SDGs.
Menurutnya, capaian ini tidak hanya merupakan prestasi tetapi juga amanah yang harus dijaga dengan baik.
"Tugas kami adalah menjaga kepercayaan para stakeholder serta menghasilkan lulusan dan riset yang berkualitas dan bermanfaat," lanjutnya.
Menanggapi hal ini, Direktur Universitas Telkom Kampus Surabaya, Prof. Dr. Tri Arief Sardjonoo, S.T., M.T., yang turut hadir, menyatakan kesiapan TelU untuk bersinergi dengan UKSW dalam menangani tantangan di NTT, khususnya yang berkaitan dengan teknologi informasi dan pengelolaan data.
"Kami siap berkolaborasi untuk menyelesaikan berbagai persoalan di NTT, terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi dan efisiensi penanganan," pungkasnya.
Selain diskusi mengenai SDGs, beberapa topik kerja sama lainnya turut dibahas dalam pertemuan ini, termasuk pengembangan program pascasarjana, online learning, dan sertifikasi digital content.
Dalam kesempatan tersebut, delegasi UKSW juga berkesempatan mengunjungi Center of e-Learning and Open Education (Celoe) di TelU untuk mempelajari pengembangan konten-konten pembelajaran inovatif berbasis teknologi digital.
- Roadshow Internet Sehat Sambangi SMP Negeri Se-Kota Salatiga
- Nikita Mirzani, Zina & Pedofil, Alasan Ceraikan Dipo Latief