BI Jateng Perkirakan Peningkatan Industri Serta Upah Minumum Bakal Dorong Konsumsi Masyarakat

Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah memperkirakan peningkatan aktivitas industri yang disertai peningkatan upah minimum di tahun 2021 saat penuntasan pandemi Covid-19 akan menjadi motor penggerak konsumsi masyarakat.


Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah memperkirakan peningkatan aktivitas industri yang disertai peningkatan upah minimum di tahun 2021 saat penuntasan pandemi Covid-19 akan menjadi motor penggerak konsumsi masyarakat.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Pribadi Santoso, mengatakan, prospek Jawa Tengah yang memiliki kawasan industri terpadu, akan menjadi magnet yang menarik investor dalam merelokasi pabrik maupun investasi teknologi terkini.

Basis perekonomian Jawa Tengah berupa kebutuhan dasar manusia seperti industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, perlengkapan rumah tangga, serta pertanian, katanya, akan menjadi modal pada saat normalisasi perekonomian global dan domestik.

Pemulihan diperkirakan masih akan terus berlanjut di Jawa Tengah didukung vaksinasi yang meredakan kekhawatiran masyarakat. Kondisi global yang juga membaik akan meningkatkan kinerja ekspor luar negeri Jawa Tengah,†katanya dalam siaran pers di Semarang, Selasa (9/2).

Untuk itu, menurut dia, menjaga produktivitas sektor-sektor utama di Jawa Tengah melalui sinergi antar pemangku kebijakan menjadi syarat utama pemulihan ekonomi Jawa Tengah.

Selain itu, iklim investasi harus tetap dijaga agar tetap kondusif dan menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian Jawa Tengah yang lebih baik.

Ia menambahkan perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2020 tumbuh -2,65% (yoy), lebih rendah dibanding tahun 2019 yang sebesar 5,40% (yoy).

Sebagaimana perkiraan sebelumnya, wabah Covid-19 telah membuat seluruh elemen perekonomian mengalami pelemahan.

Dari sisi pengeluaran, sumbangan terbesar pelemahan tersebut bersumber dari investasi dan konsumsi rumah tangga.