Bank Indonesia (BI) meyakini pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah tidak akan minus akibat hantaman pandemi covid-19.
- Pertamina Patra Niaga Evaluasi Berkala Harga Pertamax Turbo dan Dex Series, Harga Pertamax dan Pertamax Green 95 Tetap
- Denmark Lirik Potensi Energi dan Lahan Hijau di Jateng
- Plaza Simpang Lima Semarang Bertahun-Tahun Sepi Pengunjung, Banyak Toko-Toko Bangkrut
Baca Juga
Kalau untuk minus jika kondisi sangat-sangat berat," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Soekowardojo, Rabu (22/4).
Ia menggambarkan, kondisi perekonomian di tengah corona ini akan memburuk, misalnya jika belum ditemukan cara mengendalikannya, masyarakat yang masih keluar rumah semakin banyak, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak efektif, hingga tidak ada stimulus dari pemerintah.
Tapi kan kondisi saat ini tidak. Ada stimulus dari pemerintah, harapannya PSBB efektif, sehingga kondisi ekonomi bergerak pulih, daya beli naik, produksi naik," katanya.
Untuk saat ini, lanjut dia, sektor paling berdampak selama pandemi covid-19 adalah sektor perhotelan dan transportasi.
Namun angka belum ada karena masih dilakukan survei kegiatan dunia usaha (SKDU)," katanya.
Dia melanjutkan, sektor perdagangan juga akan terdampak wabah ini. Hal ini dipengaruhi interaksi pembeli dan penjual berkurang.
Menurutnya, penyebaran wabah covid-19 yang semakin luas, mendorong respon kebijakan yang diambil menjadi semakin ketat.
Hal tersebut telah berdampak pada koreksi yang semakin dalam pada proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional dan Jawa Tengah yang diperkirakan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Proyeksi penurunan kegiatan ekonomi tersebut juga dikonfirmasi oleh beberapa survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia.
- Susahnya Cari Gas Melon di Batang, Warga Sampai Keliling hingga Pekalongan
- Komunitas Penggemar Otomotif Dukung Penggunaan Pertamax
- LPS Gelar Sosialisasi Di CFD Kota Semarang Dengan Senam Zumba