BPBD Karanganyar Bekali Guru SD Jadi Garda Terdepan Kesiapsiagaan Bencana

40 Tenaga Pendidik Sekolah Dasar (SD) Mengikuti Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Istimewa
40 Tenaga Pendidik Sekolah Dasar (SD) Mengikuti Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Istimewa

Karanganyar - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar bergerak cepat memperkuat benteng pertahanan terhadap bencana termasuk di lingkungan pendidikan. 


Sebanyak 40 tenaga pendidik Sekolah Dasar (SD) dari berbagai penjuru Karanganyar mengikuti Pelatihan Fasilitator Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar. 

Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, menegaskan bahwa pelatihan ini bukan sekadar formalitas, melainkan respons konkret terhadap kerentanan wilayah terhadap berbagai potensi bencana. 

Para guru ini dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan responsif terhadap potensi bahaya.

"Dengan membekali para guru, kita menanamkan kesadaran dan kemampuan mitigasi bencana sejak dini kepada anak-anak," jelasnya Kamis (17/04). 

Dia menekankan bahwa melibatkan guru secara aktif adalah kunci keberhasilan program SPAB. Guru memiliki kedekatan emosional dan pengaruh besar terhadap siswa.

"Mereka adalah garda terdepan dalam memberikan pemahaman dan melatih kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah," lanjutnya. 

Bupati Karanganyar, Rober Christanto  menegaskan bahwa kesiapsiagaan bencana bukan lagi sekadar imbauan, melainkan kebutuhan mendesak. 

"Peristiwa alam seperti angin kencang yang baru-baru ini terjadi mengingatkan kita bahwa ancaman bencana bisa datang kapan saja. Melalui pelatihan ini, Pemkab berupaya membentengi sekolah-sekolah kita dengan sumber daya manusia yang kompeten dalam menghadapi situasi darurat," tandasnya.

Ia menambahkan bahwa sinergi antara pemerintah daerah dan tenaga pendidik adalah kunci keberhasilan program SPAB.

Pelatihan yang difasilitasi oleh BPBD Provinsi Jawa Tengah ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sekolah dalam menyusun rencana kontingensi yang efektif, melatih siswa dalam prosedur evakuasi yang benar serta memberikan dukungan psikologis awal jika terjadi bencana.