Aerostreet salah satu brand lokal dari Klaten yang selama ini dikenal dalam industri fashion Indonesia luncurkan produk baru berupa parfum.
- Jelang Nataru, Mendag 'Sidak' Harga Sembako di Pasar Gedhe
- Saat Emak-emak PNS Jadi Driver Relawan Tim Kubur Cepat
Baca Juga
Saat ini parfum sudah menjadi trend pelengkap gaya hidup modern. Sebagai merek fashion, Aerostreet telah berhasil membangun reputasi kuat melalui produk-produk yang inovatif dan berkualitas.
CEO Aerostreet, Adhitya Caesarico, sampaikan peluncuran lini parfum perdana ini sebagai salah satu upaya membangun reputasi kuat melalui produk-produk yang inovatif dan berkualitas.
“Kami ingin memberikan pengalaman yang holistik kepada pelanggan kami. Parfum adalah perpanjangan dari gaya dan ekspresi diri," jelasbCEO Aerostreet, Adhitya Caesarico, Jumat (10/1).
Untuk produk parfum ini Aerostreet juga menggandeng tiga raksasa global dalam industri fragrance, yakni IFF, Givaudan, dan Firmenich. Untuk memastikan aroma yang dihasilkan memiliki daya tarik universal namun tetap relevan bagi pasar lokal.
Dengan 18 aroma unik, seperti “Gardenia,” “Coco Vanille,” dan “Sunday in Paris,” Aerostreet menyasar konsumen yang mencari wewangian dengan karakteristik berbeda untuk setiap kesempatan.
"Kami bekerjasama dengan tiga raksasa penghasil fragrance dunia, yaitu IFF, Givaudan, dan Firmenich, untuk memastikan setiap aroma yang dihasilkan memiliki kualitas terbaik dan keunikan tersendiri," jelas Rico.
Untuk pemasaran parfum yang baru dirilisnya dengan mengandalkanpemasaran digital yang memanfaatkan platform media sosial.
"Strategi ini bertujuan untuk mendekatkan produk mereka kepada audiens yang lebih muda melalui konten kreatif dan informatif," imbuhnya.
Responnya luar biasa, dalam hitungan menit dipasarkan sudah terjual puluhan ribu unit parfum. Harga yang dipasarkan juga kompetitif. Untuk ukuran 10ml dibanderol Rp29.900, dan ukuran 50ml dibanderol Rp119.900.
"Melihat kesuksesan awal ini, kami berencana ekspansi besar-besaran dengan target meluncurkan 50 aroma baru di tahun 2025," pungkasnya.
- Pengamat Soroti Kenaikan UMP 6,5 Persen
- Jawa Tengah Menatap 2025: Mengoptimalkan Industri Padat Karya untuk Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
- Jelang Nataru, Mendag 'Sidak' Harga Sembako di Pasar Gedhe