- Konser TWICE di Amerika Utara 2022 Ditambah
- Seru dan Lucu, Puluhan Rider Cilik Pekalongan Balapan Pushbike Sambil Ngabuburit
- Makanan Rumahan ala Jepang untuk Pecinta Kuliner Semarang
Baca Juga
Nuansa Jawa klasik dengan joglo sembari menikmati wedag di dalam gelas blirik menjadi pilihan pengunjung angkringan kafe bernama Wade di Jln. Pemuda Demak. Pemilik Angkringan Wade Roisul Habib Nur menceritakan membuka tempat tersebut terinspirasi dari sebuah angkringan klasik di Yogyakarta, sehingga mencoba menerapkan di Demak.
Ia juga menyadari saat ini coffe shop atau kafe konsep wedangan sedang trend. Ia pun memilah dan berkalkulasi konsep tersebut namun belum ada di Demak. Lantas, Ia pun menemukan menu andalan kopi klotok. Konsep bangunan bernuansa klasik lokalitas tersebut dianggap menguntungkan secara marketing.
"Karena menurutku dengan nuansa seprti ini secara marketing kalau orang mau masuk itu tidak takut ya, karena melihat konsep klasik yang sederhana seperti ini," kata Habib.
Ia melanjutkan, konsep sederhana membuat pelanggan tidak sungkan untuk datang karena menu dihidangkan tidak semahal di coffe dhop.
"Dan secara mindset orang dengan melihat nuansa klasik kayak gini pasti di dalam jajanannya murah gitu," ucapnya.
Dia mengungkapkan, biaya dikeluarkan untuk membangun angkringan ini tidak banyak. Konsep klasik tersebut lebih memanfaatkan barang-barang bekas.
"Sebelumnya ini lahan kosong milik orang tua terus kita bentuk sebagaimana rupa, dan menghabiskan budget sekitar Rp10 jutaan. Joglo ini sebenarnya beli dari orang yang ingin merenovasi rumahnya terus menjual dengan harga murah, saya dapatnya ini dari Jogja harganya kurang dari Rp10 juta," ungkapnya.
Wade sendiri diambil dari bahasa Kalimantan berarti jajajan pasar Wadai, berarti jajanan pasar.
- Mangkunegaran Garden Orchestra Tandai MoU KAI Commuter Bersama Bank Mandiri
- Sampangan Sore Hari Macet, Masyarakat Ramai Berburu Takjil Buka Puasa
- Elegan dengan Mega Mendung