Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, meskipun di era digital membaca bisa melalui hp, namun membaca buku memiliki keunggulan tersendiri.
- Wagub: Waspadai Hoax, Black Campaign dan Politik Identitas Dalam Pemilu 2024
- Taj Yasin: Dico Cocok Jadi Wagub Jawa Tengah
- Jelang Porprov XVI, KONI - Kejati Jalin Perjanjian Kerja Sama untuk Junjung Integritas
Baca Juga
"Bahwa mengasah otak itu ya harus membaca, dan membaca itu tidak bisa kita gantikan yang ada di hp atau di digital," tutur Taj Yasin, saat membuka pameran buku Big Bad Wolf Books, di Gedung Sumbing Kompleks PRPP Semarang, Jumat (28/10).
Menurut Taj Yasin, membaca buku akan lebih mengasah otak pembacanya dibandingkan membaca lewat teknologi yang bisa menghadirkan audio visual. Sajian tersebut, tidak menuntut otak untuk mengembangkan pemikiran.
"Kalau kita membaca di media, itu biasanya apa yang kita inginkan, tidak menuntut otak untuk mencari, tapi meminta bantuan untuk mencari. Dimudahkan searching-nya. Kalau kita sudah dimudahkan, otak juga meresponnya, ya mudah ajalah nanti. Kalau sudah lupa, kita tinggal searching lagi," jelasnya
Maka dari itu, Taj Yasin berpesan, meski tetap harus adaptif dengan teknologi, kegiatan membaca jangan sampai ditinggalkan. Membaca buku, menurutnya bukan aktivitas ketinggalan zaman. Sebab,di samping menjadi sumber ilmu pengetahuan, buku akan membantu meningkatkan kecerdasan otak.
"Selain kita tetap mengikuti digitalisasi yang saat ini juga banyak manfaatnya, memudahkan, tapi jangan pernah kita punya asumsi bahwa membaca buku secara langsung itu sudah ketinggalan zaman. Karena kita memang dituntut otak ini supaya ada rangsangan-rangsangan mencerdaskan," ujarnya.
Taj Yasin menambahkan, saat ini tingkat literasi masyarakat Jawa Tengah masih perlu digenjot. Sehingga, perlu terobosan agar masyarakat mencintai buku. Misalnya kolaborasi antara koleksi museum dan perpustakaan.
Menurutnya, museum dan perpustakaan bisa terintegrasi karena biasanya koleksi museum berkaitan dengan sumber dari buku. Ketika masyarakat berkunjung ke museum, harapannya akan memantik keingintahuan untuk mencari tahu bukunya. Demikian pula sebaliknya.
Presiden Direktur Big Bad Wolf Indonesia Uli Silalahi menuturkan, pameran buku yang diselenggarakan memang secara resmi baru dibuka tanggal 28 Oktober 2022. Namun, pada tanggal 27 Oktober, pihaknya sudah mencoba membukanya. Animonya ternyata di luar dugaan, hingga menimbulkan antrean.
"Ternyata belum dibuka saja, animonya sudah luar biasa. Antrean sudah banyak sekali. Jadi ini membuktikan, bahwa di Jateng kami betul-betul ditunggu dan betul-betul diharapkan," bebernya.
Pihaknya berharap, lewat pameran yang diselenggarakan, masyarakat bisa mengakses buku-buku berkualitas internasional dengan harga yang terjangkau. Dengan harga terjangkau, buku tersebut akan bisa tersebar lebih luas dan memberikan manfaat kepada lebih banyak orang.
"Membaca membuka cakrawala adalah misi kami untuk generasi Indonesia terlebih bertepatan Hari Sumpah Pemuda sebagai perjuangan bersama melalui literasi," ungkap Uli Silalahi.
Big Bad Wolf Books yang merupakan pameran buku terbesar di dunia, untuk pertama kalinya hadir di Jawa Tengah. Sebanyak 2,5 juta koleksi buku yang 85% dari luar negeri dengan berbagai kategori, dapat ditemui di Gedung Sumbing PRPP mulai tanggal 28 Oktober hingga 6 November 2022 mendatang.
Dibuka 15 jam nonstop mulai pukul 09.00 hingga 23.00 WIB. Jutaan buku berbagai genre itu dijual dengan diskon meriah 50-90 persen.
- Wagub: Waspadai Hoax, Black Campaign dan Politik Identitas Dalam Pemilu 2024
- Taj Yasin: Dico Cocok Jadi Wagub Jawa Tengah
- Jelang Porprov XVI, KONI - Kejati Jalin Perjanjian Kerja Sama untuk Junjung Integritas