Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) melanda lereng Gunung Merbabu via Desa Tajuk, Kacamatan Getasan, Kabupaten Semarang mengakibatkan saluran pipa air bersih warga dan lahan pertanian terbakar.
- 67 Anggota Polres Kendal Terima Penghargaan
- Kasat Intelkam Polres Blora dan Kapolsek Bogorejo Beralih Tugas
- Kapolres Pemalang Bujuk Warga Desa Banjarmulya Ikut Vaksinasi Covid-19
Baca Juga
Hingga Sabtu (28/10) siang ini, api terus mejalar dan meluas. Puluhan relawan masih berupaya memadamkan api. Dengan akses yang sulit dijangkau, membuat pemadaman api dengan alat seadanya.
"Karena kebakaran ini saluran pipa air bersih ke pemukiman warga dan lahan pertanian ikut terbakar. Asap dari kebakaran tersebut mulai menuju ke pemukiman warga," kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah 1, Chomsatun Rohmaningrum saat ditemui wartawan di Lereng Gunung Merbabu.
Ia mengatakan, terdapat dua titik api dari kebakaran hutan yang terjadi di Taman Nasional Gunung Merbabu, khususnya di Desa Tajuk Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.
"Titik api pertama terlihat sekitar pukul 08.30 WIB di daerah Sokowolu Desa Tajuk Kecamatan Getasan kemudian titik api kedua ada di Gedong Desa Tajuk Kecamatan Getasan," terangnya.
Meski terkendala angin cukup kencang dan juga medan cukup terjal,
Chomsatun memastikan, pihaknya terus memantau kondisi kebakaran dan melakukan pemadaman api bersama dengan warga sekitar.
Hingga kini, api masih membakar hutan di Taman Nasional Gunung Merbabu karena terkendala angin.
Chomsatun mengaku pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kebakaran hutan di Taman Nasional Gunung Merbabu.
"Kalau luasan kami belum bisa memastikan, karena api masih terus bergerak. Mayoritas pohon terbakar itu adalah pohon pinus. Titik api dari bawah naik ke atas terus," imbuhnya.
Salah seorang warga setempat Santoso mengatakan, titik api berasal dar Sokowolu, kemudian merambat ke atas di daerah Gedong. Api diduga bersumber dari ranting pohon yang mengering dan efek cuaca panas yang melanda di daerah setempat.
Cuaca yang panas dan angin kencang membuat api cepat merambat.
"Kita padamkan dengan alat seadanya. Kita hanya bisa melakukan penyekatan agar api tidak menjalar terlalu luas. Ini sudah terlanjur besar, kita hanya berharap nanti malam turun hujan," terangnya.
Api yang membesar dan panasnya suhu mempersulit tim gabungan melakukan pemadaman karena mayoritas pohon yang terbakar adalah jenis pinus.
Petugas gabungan dari Taman Nasional Gunung Merbabu, BPBD, relawan, TNI, Polri hingga masyarakat berupaya memadamkan api dengan alat seadanya berupa ranting pohon untuk memukul api dan membuat sekat agar api tidak menjalar.
- Pemilu Serentak Usai, KPU Mulai Persiapkan Tahapan Pilkada 2024 di Kota Pekalongan
- Satlantas Polres Pemalang Sediakan Penerjemah Bagi Tuna Rungu yang Buat SIM
- Jasa Marga Prediksi Tol Colomadu Bakal 'Diserbu' Kendaraan saat Libur Nataru