Capaian Belum Sesuai, Dinkes Akan Sweeping Yang Belum Divaksin

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng ,Yunita Dyah Suminar, Dalam Workshop Komunikasi Resiko Dalam Merespon Kejadian Polio Di Provinsi Jawa Tengah Yang Berlangsung Di Situation Room, Kompleks Balaikota Semarang, Rabu (24/1). Foto: RMOLJateng
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng ,Yunita Dyah Suminar, Dalam Workshop Komunikasi Resiko Dalam Merespon Kejadian Polio Di Provinsi Jawa Tengah Yang Berlangsung Di Situation Room, Kompleks Balaikota Semarang, Rabu (24/1). Foto: RMOLJateng

Capaian pemberian vaksin di Jawa Tengah sudah mencapai 99,1% di 35 kota dan kabupaten di Jawa Tengah. Namun demikian, masih ada kota di Jawa Tengah yang belum mencapai tingkat 95%.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar dalam Workshop Komunikasi Resiko Dalam Merespon Kejadian Polio di Provinsi Jawa Tengah yang berlangsung di Situation Room, kompleks Balaikota Semarang, Rabu (24/1).

Workshop yang digelar oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Unicef, Dinkes Jateng dan Suara Merdeka (SM) yang diikuti oleh para awak media dan influencer dari kota Semarang.

Menurut  Yunita capaian pemberian vaksin yang belum mencapai 95% , semuanya berada di perkotaan yaitu kota Semarang, Surakarta, Pekalongan, Wonogiri dan Temanggung.

"Untuk capaian pemberian vaksin tertinggi dicapai oleh kota Boyolali dengan capaian 112%, sedangkan untuk pemberian vaksin capaian yang terendah ada di kota Temanggung dengan capaian 89%," kata Yunita .

Dia menjelaskan angka pencapaian pemberian vaksin yang rendah itu dikarenakan input data yang belum selesai sehingga saat ini ada real gap.

"Yang kedua, kita perlu adakan sweeping. Itu penting menjadi pekerjaan rumah kita. Sweeping itu jemput bola bagi anak-anak yang belum divaksin," kata Yunita.

Menyinggung tentang adanya penolakan vaksin oleh masyarakat, menurut Yunita alasannya bukan karena hal-hal yang bersifat pemahaman agama, tetapi karena mereka yang menolak itu bertanya, “Mengapa ada vaksin polio lagi?”

“Nah, hal inilah yang perlu kami sampaikan kepada masyarakat tentang adanya Sub Dinas Polio; bahwa ada suatu kondisi yang harus kita lakukan karena ada satu kasus ((polio) di Klaten sehingga kami perlu melakukan tindakan pencegahan.”

"Ini butuh edukasi lebih lanjut dan kesabaran untuk menyampaikan ke masyarakat," kata Yunita.