Calon wakil presiden (cawapres) merupakan elemen yang paling pentying dalam Pilpres 2019. Sebab, masalah capres sudah bisa dibilang mengerucut pada dua nama yakni petahana Joko Widodo dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
- Wapres Jamin Kebutuhan Dasar Mendesak Korban Banjir Terpenuhi
- Mengkritisi Program Makan Bergizi Gratis
- Kunjungi Dua Pabrik di Wonogiri, Gibran Dorong Produksi Dalam Negeri
Baca Juga
Berita Terkait
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarya Adi Prayitno menilai bahwa sosok cawapres menjadi vital karena masing-masing partai pendukung menyodorkan nama untuk diusung. Baik Jokowi maupun Prabowo mengalami dilema tersebut.
Namun demikian, dalam pandangan Adi masalah pendamping Prabowo lebih rumit ketimbang Jokowi. Apalagi, enam ketua umum partai pendukung Jokowi telah dikumpulkan dan sepakat untuk mendukung calon yang dipilih Jokowi.
Sosok pendamping Prabowo jauh lebih rumit. Karena sekutu Gerindra juga mengintimidasi untuk mendorong kadernya jadi cawapres," kata Adi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (24/7).
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini mencontohkan desakan dari PAN yang ingin agar Ketua Umum Zulkifli Hasan dipilih jadi cawapres sangat besar. Kecemburuan akan muncul dari PKS yang telah menyiap sembilan nama untuk Prabowo.
Belum lagi, Prabowo dan Ketua Umum Demokrat baru saja menggelar pertemuan. Tentu SBY akan mengajukan kader untuk diusung Prabowo sebagai pendamping.
PKS dan PAN ini bukan gertak sambal. PKS misalnya sudah rela di-bully hanya karena berteman dengan Gerindra, tentu cawapres menjadi harga mati," pungkasnya.
- Wapres Jamin Kebutuhan Dasar Mendesak Korban Banjir Terpenuhi
- Mengkritisi Program Makan Bergizi Gratis
- Kunjungi Dua Pabrik di Wonogiri, Gibran Dorong Produksi Dalam Negeri