Bahayanya jebakan tikus sawah yang menggunakan listrik bervoltase tinggi dapat membahayakan manusia membuat Polres Blora sambang ke wilayah kawasan Blora selatan.
- Bazaar Art Purbalingga, Pameran Seni Pemersatu Keberagaman
- Pembangunan Infrastruktur dan Penanganan Banjir jadi Fokus Pemkot Semarang Tahun Ini
- Pakar Lingkungan UNS : Waspadai Peningkatan Limbah Pakaian
Baca Juga
Hal itu dilakukan karena kawasan Blora selatan seperti Kecamatan Kedungtuban dan Kradenan warga masih ada yang menggunakan jebakan tikus listrik.
Guna menarik minat warga, diadakan sayembara dan hadiah untuk penghasil tikus terbanyak. Tak hanya itu, per tikus yang berhasil ditangkap akan mendapatkan kompensasi sebesar seribu rupiah per tikus.
Salah satu desa yang menerapkan gropyokan adalah Desa Medalem Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora Jawa Tengah.
Kaur Bin Ops Sat Binmas Polres Blora, Ipda Sugiyanto, mengimbau warga untuk tidak menggunakan jebakan listrik namun, kembali mengadakan cara tradisional gropyokan tikus.
"Mari kita galakkan kembali gropyokan tikus bekerja sama dengan pemerintah desa, tiap wilayah, " ucapnya, Sabtu (18/11).
Kegiatan tersebut merupakan tindaklanjut dari kegiatan Jumat Curhat yang digelar Polres Blora di Desa Medalem, Jumat (17/11) kemarin.
Kades Medalem, Anik, mengatakan kegiatan gropyokan tikus merupakan cara akurat untuk membasmi hama daripada memasang jebakan listrik.
"Karena sudah banyak sekali korban jebakan listrik, kita galakkan kembali gropyokan," ungkapnya.
Dia berharap dengan kegiatan gropyokan tersebut menjadi motivasi warga agar tidak menggunakan jebakan listrik yang bisa membahayan pemilik sawah sendiri maupun orang lain.
"Ini adalah salah satu upaya agar warga mengganti jebakan listrik dengan sistem rubuha atau gropyokan tikus, " pungkas Kades.
- Pengendara Ingin Ruas Pantura Batang Dibeton
- Danrem 074/Warastratama Susur Bengawan Solo Tanam 10 Ribu Pohon
- Tipe - X Meriahkan Pasar Rakyat Grebeg Besar Demak