Covid-19 Picu Peningkatan Penderita Gangguan Kesehatan Jiwa

Pandemi Covid-19 disebut telah memicu terjadinya peningkatan penderita gabuan kesehatan jiwa di masyarakat.


Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, dr Celestinus Eigya Munthe mengatakan, masalah kesehatan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat cenderung meningkat, terutama di masa pandemi Covid-19. 

"Tenaga kesehatan dan pekerja garis depan lainnya, pelajar, seseorang yang tinggal sendiri, dan mereka yang memiliki masalah kesehatan jiwang sudah ada sebelumnya, sangat terpengaruh. Beberapa studi menunjukkan adanya peningkatan kasus depresi dan ansietas selama masa pandemi. Satu dari tiga orang yang menderita Covid-19 mengalami distress psikologik," ungkap Celestinus dikutip dari laman Kemenkes. 

Dia menyebutkan, data menunjukkan terjadi peningkatan kasus depresi dan ansietas selama pandemi. Lebih dari 60% mengalami gejala depres dengan lebih dari 40% disertai ide bunuh diri. Sekitar 32,6-45% penduduk terpapar Covid-19 mengalami gangguan depresi, sementara 10,5 - 26,8% penyintas Covid-19 mengalami gangguan depresi. 

Adapun, selama pandemi lebih dari 60% mengalami gejala ansietas dan lebih dari 70% dengan gangguan stres pasca trauma. Saat terpapar Covid-19 sekitar 35,7-47% mengalami gangguan ansietas serta 12,2% mengalami gangguan stres pasca trauma. Bagi penyintas Covid-19 sekitar 12,3-29,6% gangguan ansietas dan 25,1%-32,2% gangguan stres pasca trauma; insomnia sebanyak 12,1%. 

Oleh sebab itu, lanjut dia, Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) diperingati setiap tanggal 10 Oktober setiap tahun bertujuan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya kesehatan jiwa. Tema nasional tahun ini adalah Kesetaraan Dalam Kesehatan Jiwa Untuk Semua. 

"Peringatan Hari Kesehatan Jiwa merupakan hari yang menjadi momentum kampanye masif bagi semua pemangku kepentingan yang bekerja pada isu-isu  kesehatan jiwa dan mendorong upaya-upaya untuk mencari solusi bagi upaya pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa dan NAPZA di seluruh dunia," tuturnya.