Daging Qurban Diolah Menjadi Abon, Inovasi Solopeduli

Pelaksanaan Idul qurban tahun 2020 ini banyak mengalami perubahan. Karena dilaksanakan ditengah pandemi Covid-19 yang harus mengutamakan protokol kesehatan.


Selain itu tata cara pelaksanaan penyembelihan ternak untuk qurban juga diatur sedemikian rupa dengan mengutamakan jaga jarak, menggunakan masker juga protokol kesehatan.

Ditengah kondisi yang mengharuskan masyarakat untuk menjaga jarak, Solopeduli tetap membuka layanan kurban bagi para donatur.

Namun untuk tahun ini pembagian daging qurban bukan dalam bentuk daging mentah. Namun diolah menjadi abon siap santap.

"Tahun ini kami dari Solopeduli berinovasi dengan membuat olahan hewan kurban sapi menjadi abon," jelas Direktur Utama Solopeduli, Sidik Anshori, Rabu (8/7) sore.

Alasan daging qurban diolah menjadi Abon bertujuan  untuk memudahkan dalam pengadaan dan penyembelihan hewan kurban serta memudahkan dalam penyaluran dengan menerapkan social distancing di masa pandemik covid-19.

Disebutkan Sidiq, budaya orang Indonesia masih suka berkerumun, maka Abonisasi atau pengolahan hewan kurban (sapi) untuk diolah menjadi abon merupakan ikhtiar yang paling tepat untuk menghindari kerumunan.

"Jika di masyarakat hewan biasa ditangani 8 orang, tetapi kalau melalui lembaga seperti Solopeduli 1 hewan bisa ditangani hanya 2 orang saja," imbuhnya. 

Sementara sisa olahan abon akan tetap didistribusikan untuk masyarakat yang membutuhkan, dhuafa. Untuk kulit hewan kurban akan dijual dan hasil dari penjualan akan dibelikan daging untuk kembali disalurkan untuk masyarakat yang membutuhkan (dhuafa).

"Prioritas kami dari Solopeduli tetap akan didistribusikan bagi masyarakat kurang mampu," pungkasnya.