Dampak Banjir Harga Beras di Pasar Purwodadi Terus Melonjak

Kondisi perdagangan beras di Pasar Induk Purwodadi lesu akibat pembeli mengurangi jatah pembelian, Selasa (20/2) sore. RMOL Jateng
Kondisi perdagangan beras di Pasar Induk Purwodadi lesu akibat pembeli mengurangi jatah pembelian, Selasa (20/2) sore. RMOL Jateng

Harga beras di pasaran mengalami terus mengalami lonjakan cukup tinggi.


Dari pantauan RMOLJateng di Pasar Induk Purwodadi, berbagai jenis beras harganya naik dengan kisaran Rp3 Ribu hingga Rp4 Ribu per kilogram.

Beras kualitas medium dari harga Rp12 Ribu naik menjadi Rp14.500 hingga Rp16 Ribu per kilogram. Untuk beras premium dari harga Rp13 Ribu naik menjadi Rp16.500 sampai Rp18 ribu per kilogram. 

Pedagang Pasar Purwodadi Kristiyanti mengatakan, kenaikan harga beras terjadi sejak dua bulan terakhir, harganya naik secara bertahap.

Menurutnya, para pedagang hanya menyesuaikan harga, karena harga beras dari tingkat distributor sudah tinggi.

"Harga beras ini naik sejak Desember 2023. Dulu kualitas medium saja hanya Rp12 Ribu per kilogram, sekarang di kisaran Rp15.500 sampai Rp16.000 per kilogram," ujarnya Selasa (20/2) sore. 

Kristiyanti menambahkan, akibat kenaikan harga beras tersebut, para pedagang mengalami penurunan omzet karena banyak konsumen mengurangi pembelian.

Pihaknya menilai kenaikan harga beras terjadi akibat banyaknya bantuan sosial disalurkan pemerintah di samping dampak bencana banjir. 

Pedagang beras lain, Sri Purwati juga menyatakan hal serupa. Ia mengaku hanya bisa meraup keuntungan sedikit akibat kenaikan harga beras tersebut.

"Karena kenaikan harga beras, pedagang kini hanya memperoleh keuntungan Rp 100 sampai 200 per kilogramnya. Jika terlalu mahal, tidak ada yang membeli," ujarnya. 

Sementara itu, salah satu pembeli Karsono mengeluhkan kenaikan harga beras tersebut. Ia berharap pemerintah dapat segera turun tangan agar harga beras bisa kembali normal.

"Kenaikan harga beras ini memang menguntungkan bagi petani. Tapi bagi masyarakat lain kan tidak. Harapannya ya bisa normal kembali," ucapnya.

Senada diungkapkan salah satu penjual nasi goreng, Suparlan (40) naiknya harga beras saat membuat keuntungan jual nasi goreng makin menipis. 

"Untuk pembeli nasi goreng masih seperti biasa namun untuk keuntungannya semakin menipis," ujarnya. 

Ia berharap, harga beras ke.bali normal agar usaha yang digelutinya mendapatkan keuntungan layak, sehingga bisa untuk mencukupi kebutuhan keluarga.