Jelang beberapa hari Idul Adha, penjualan hewan kurban di Kabupaten Semarang mengalami penurunan hingga 50 persen.
- Jadi Mitra Binaan Semen Gresik, Penyandang Disabilitas Ini Raih Omzet Puluhan Juta
- Temui Bupati, Nelayan Batang Curhat Kenaikan PNBP yang Tak Rasional
- Mentan Hentikan Impor Domba
Baca Juga
Selain itu, adanya PPKM Darurat menjadikan penjual harus pulang dengan tangan hampa karena terbentur dengan aturan sertifikat vaksin.
Hal ini salah satunya dialami pedagang sapi di sentra penjualan sapi di Desa Polosiri, Bawen, Kabupaten Semarang.
"Penjualan sapi tahun ini mengalami penurunan hingga 50 persen. Jika tahun-tahun sebelum pandemi, jelang idul adha bisa menjual 1000 ekor, tapi tahun ini cuma 500 ekor sapi," ujar Juwartono, salah seorang peternak, Selasa (13/7/2021).
Selain sepi penjualan hewan kurban lanjut Juwartono, adanya PPKM Darurat ini membuat para peternak memilih di rumah meski harus terus merawat hewan ternaknya.
"Adanya PPKM Darurat ini, penutupan sejumlah ruas jalan menbuat para peternak bingung khususnya yang belum punya kartu vaksin, sering pulang dengan tangan hampa," tambah Juwartono.
Juwartono berharap kondisi seperti ini segera berakhir. Karena sudah belasan tahun memggantungkan hidupnya dengan cara beternak sapi.
"Untuk sementara waktu, selain merawat sapi atau kambing, para peternak memilih bertani atau jadi kuli bangunan untuk tetap bisa bertahan hidup," pungkas Juwartono. [jie]
- Pudam Tirta Lawu Karanganyar Perluas Pabrik Es Kristal Hingga Jumapolo
- Festival Durian, Momentum Petani Jatinegara Masuk Pasar Nasional
- Pastikan Pasokan Gas untuk KIT Batang, Menteri ESDM : Akhir Oktober Siap