Washington - Laman USAID (United States of America Agency for International Development) semuanya menghilang dari dunia maya, termasuk yang berada di Indonesia. Situs pencarian memberitahukan bahwa yang alamat yang dituju tidak dapat ditemukan.
- Indonesia Gelar Operasi Penyelamatan Ratusan Warganya Dari Kejahatan Eksploitasi Manusia Di Myanmar
- Kementerian Luar Negeri Berjuang Memulangkan 525 WNI Korban TPPO Dari Myanmar
- BRICS: Manfaat Dan Kelemahannya Bagi Indonesia
Baca Juga
Kejadian ini mulai terlihat pada Sabtu (01/02) dan berlaku di hampir semua laman yang dimiliki USAID di berbagai negara penerima donasi agensi tersebut.
Diketahui bahwa Secretary of State, yang adalah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, pada Jumat (24/01) menetapkan untuk membekukan semua pendanaan senilai milyaran dolar terhadap berbagai aktivitas bantuan Amerika kepada dunia internasional.
Keputusan Menlu AS yang berpedoman terhadap perintah Presiden Trump untuk menghentikan pendanaan aktivitas humanitarian di kancah global ini membuat USAID dan semua institusi dan kontraktor yang memiliki hubungan kerja dengannya menghentikan semua kegiatan programnya, dan meliburkan semua karyawannya.
USAID adalah suatu badan independen yang didirikan pada tahun 1961 di tengah-tengah memuncaknya Perang Dingin antara blok NATO versus blok Uni Soviet. Presiden Amerika John F Kennedy menganggap pengaruh Uni Soviet terlalu berbahaya apabila didiamkan begitu saja. Setelah Senat Amerika Serikat mengesahkan Foreign Assistance Act (Undang-Undang Bantuan Bagi Negara Asing), Presiden Kennedy menandatangani pemberlakuan perundang-undangan tersebut.
Dengan keputusan Donald Trump mendirikan kementerian tanpa portfolio DOGE (Department of Government Efficiency atau Kementerian Efesiensi Pemerintahan), USAID diputuskan berada di dalam pengawasan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Keputusan ini terkait dengan pertanggungjawaban publik karena dana yang diterima USAID didapatkan dari APBN atau para pembayar pajak dari warga Amerika Serikat.
Mengomentari kondisi USAID saat ini, Presiden Nayib Bukele dari El Salavador yang terkenal dengan keberaniannya dalam menghentikan kebrutalan para penjahat di dalam negerinya, menuliskan dalam media sosialnya bahwa walau pun didengungkan sebagai pendukung terhadap perkembangan, demokrasi, dan hak asasi manusia, mayoritas dari dana yang dibagikan (USAID) ini jelas disalurkan kepada kelompok-kelompok oposisi, LSM dengan agenda politik, dan gerakan-gerakan yang mendestabilisasi.
“Paling banyak, kemungkinan (hanya) 10% dari dana yang dibagikan yang benar-benar mencapai masyarakat yang membutuhkan (dan memang terdapat kasus-kasus seperti sebagaimana mestinya), tetapi sisanya hanya untuk mengobarkan pertikaian, membiayai demo, dan merusak pemerintahan yang menolak untuk tunduk pada agenda globalis,” tulisnya.
- Transparansi Dan Hak Anak Jadi Fokus Pemkab Purbalingga Dalam 4 Raperda Penting
- Manfaatkanlah! Pemerintah Jateng Hapus Denda Pajak Kendaraan Dan Gratiskan Denda
- Bupati Salurkan Bantuan Beras Baznas Sukoharjo Untuk Eks Karyawan Sritex