Terbentuknya relawan bisa menguatkan ingatan publik terhadap seseorang yang dideklarasikan.
- Nyatakan KPU Jateng Tak Langgar Aturan Soal DPT Fiktif, Tim Hukum AMIN Kecam Bawaslu
- Pendamping Jokowi Harus Bisa Jawab Tantangan Industrialisasi
- Pilwakot Semarang Tinggal Hitungan Hari, Ade Bhakti: Saya Tunggu Restu Ibu Saja
Baca Juga
Begitu pandandangan Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun.
Menururnya ingatan publik ini akan semakin kuat jika relawan membuat jaringan didaerah. Semakin banyak jaringan yang terbentuk, semakin banyak juga masyarakat ingat dengan sosok yang dideklarasikan.
"Secara umum dampak dari relawan ini bisa membuat poluler seseorang yang dideklarasikan," ujar Ubedilah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (7/4).
Sebelumnya organisasi yang menamakan diri Gatot Nurmantyo Untuk Rakyat (GNR) mendorong mantan Panglima TNI itu maju sebagai calon alternatif di Pilpres 2019.
Mereka menilai sejak memimpin TNI, rekam jejak Gatot sudah diketahui publik. Dalam setiap kesempatan Gatot juga dinilai selalu menjunjung tinggi kesatuan NKRI dan merawat kebhinekaan. Hal itu ditunjukkan saat Gatot mengawal aksi massa 2 Desember atau yang dikenal aksi (212).
Terkait dorongan pencalonan Gatot, Ubedilah menilai, jenderal kelahiran Tegal itu perlu melakukan lobi politik dengan partai yang memiliki peluang untuk mencalonkan presiden.
Meski peluang Gatot bertambah dengan adanya relawan namun tidak sampai mempengaruhi partai politik untuk mengusung jebolan Akmil 1982 itu sebagai Capres maupun Cawapres.
"Peluang pencapresan Gatot itu hanya mungkin jika Gatot secara tuntas melakukan lobby dengan partai politik partai politik yang memenuhi syarat presidential threshold," pungkasnya.
- Bawaslu Wonogiri Rekrut 3910 PTPS
- Menhub: Untuk Ojol, I Love You
- Menakar Kekuatan Samani-Bellinda Vs Hartopo-Mawahib di Pilkada Kudus, Siapa Berpeluang?