Demi Kejayaan Rempah, Kementerian Perkebunan Perlu Dibentuk

Demi membangkitkan kembali kejayaan sektor perkebunan, khususnya rempah-rempah, pembentukan Kementerian Perkebunan merupakan upaya yang logis untuk diwujudkan.


Begitu kata pengarah Forum Alumni Independen IPB (FAN-IPB), Muhamad Karim saat diskusi kebangsaan memperingati Hari Lahir Pancasila bertajuk Mereka Datang dari Bogor untuk Indonesia" di Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/6).

Kata dia, komoditas rempah-rempah sejak era Yunani kuno, Persia hingga Romawi merupakan komoditas andalan dalam perdagangan dunia.

Misalnya, Barus di pantai barat Sumatera, telah menjadi pusat perdagangan rempah sejak zaman Yunani, Romawi dan Mesir kuno. Begitu pula masa kerajaan-kerajaan Nusantara dan puncaknya di era kejayaan Islam pesisir abad 15 hingga 17 komoditas rempah-rempah menjadi primadona perdagangan dunia," ujarnya seperti dikutip Kantor Berita Politik RMOL

Pengajar Bioindustri Universitas Trilogi Jakarta itu mengungkapkan bahwa para pelaut Eropa mulai dari Magelhaens, Vasco da Gama, hingga Colombus berusaha mencapai kepulauan Nusantara untuk mencari rempah-rempah. Bahkan Pulau Run di Maluku Utara, di masa silam mau ditukar dengan Manhattan antara Inggris dengan Belanda demi bisnis rempah-rempah.

Jadinya, Nusantara di masa silam bisa disebut sebagai Jalur Rempah Maritim (JRM). Kalau Tiongkok masa silam punya Jalur Sutra, maka Nusantara memiliki JRM," ungkapnya.

Di masa kolonial Belanda, perkebunan rempah-rempah, karet, kopi, dan teh tetap memegang peranan penting sebagai komoditas andalan hingga berdirinya VOC pada tanggal 20 Maret 1602. Perusahaan ini memonopoli perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Nusantara hingga Asia.

Salah satu yang kita kenal di Indonesia yaitu pelayaran Hongi yang memonopoli bisnis rempah-rempah di kepulauan Maluku," jelasnya.

Atas alasan itu, Karim menilai pembentukan Kementerian Perkebunan demi mengembalikan kejayaan rempah Indonesia sangat logis dibuat.

Namun begitu, dia tetap mengingatkan agar pembentukan kementerian itu tetap menjadi penopang visi Indonesia menuju poros maritim dunia. Bukan sebatas mengakomodir kepentingan politik.

Kehadiran kementerian ini harus menjadi ikon bagi perkuatan poros maritim dunia dengan membangun ulang Jalur Rempah Maritim di era ekonomi digital dengan komoditas utamanya perkebunan," ucapnya.