DPRD Kota Semarang mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dan menjaga kesehatan saat cuaca panas ekstrim di Kota Semarang saat ini.
- CPNS KTP Semarang Bisa Antri Vaksin di Puskesmas
- Komitmen Ikut Penanganan Pandemi, PKB Jateng Gelar Vaksinasi
- Satgas Gabungan Razia Pasar dan Swalayan di Grobogan
Baca Juga
Pasalnya, cuaca ekstrim seperti ini berakibat munculnya banyak penyakit seperti infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan diare. Dinas Kesehatan juga diminta untuk bisa merespon cepat dalam menangani kasus penyakit-penyakit tersebut.
"Harapannya Dinkes bisa bertindak cepat terkait banyak penyakit yang banyak ditimbulkan saat musim kemarau. Seperti kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan, diare dan penyakit lainnya yang umumnya terjadi saat musim kemarau,” kata Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe Winarto, Selasa (3/10).
Liluk, sapaan akrabnya, menghimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati saat beraktivitas di luar pada cuaca panas ekstrim seperti ini. Masyarakat juga diminta tetap menjaga kesehatan.
"Makan yang teratur, istirahat yang cukup dan rutin berolahraga," ucapnya.
Selain itu, dirinya juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar sampah kering sembarangan. Pasalnya, hal tersebut bisa menimbulkan kasus kebakaran.
"Seperti kasus kebakaran yang melanda TPA Jatibarang, beberapa waktu lalu sebagai dampak dari musim kemarau panjang, selain juga dampak kekeringan di beberapa daerah rawan kekeringan," jelasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam mengatakan, kasus penyakit yang ditimbulkan saat musim kemarau ini yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), diare dan dehindrasi. Bahkan, penyakit ISPA dan diare menjadi kasus terbanyak pada dua bulan terakhir atau saat musim kemarau.
“Kalau kita lihat dalam dua bulan terakhir kalau kita respon cepat kewaspadaan dini terhadap cuaca panas ekstrem di Kota Semarang ini data penyakit akibat panas ekstrem ini yang terbesar adalah ISPA dan Diare,” papar Hakam.
Hakam menjelaskan penyakit ISPA bisa menjadi infeksi paru-paru jika tidak ditangani dengan baik. Kemudian diare yang disebabkan karena konsumsi air yang kurang, atau air yang tidak bersih karena ketersediaan air yang menipis karena panas ekstrim. Selain itu pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme dalam air yang dikonsumsi manusia itu juga berpengaruh terhadap peningkatan jumlah penderita diare.
Sementara itu, data Dinas Kesehatan Kota Semarang, di saat cuaca panas seperti ini muncul polutan-polutan berbahaya yang diteliti setiap bulan seperti Co2, Nitrogen Dioksida, kemudian debu-debu Particulary Matter (PM) 10 dan PM 2,5.
Hal yang perlu diantisipasi, tambah Hakam, saat suhu udara panas yang rata-rata mencapai 36 derajat celsius ke atas. Hal itu menyebabkan resiko dehidrasi sangat tinggi.
Jika dehidrasi terlalu tinggi, menyebabkan hilang konsentrasi karena tubuh kekurangan air. Kemudian untuk penderita diabetes, Hakam mengatakan, di cuaca yang sangat panas ini biasanya orang-orang tergoda untuk meminum minuman manis dan dingin yang cukup banyak.
“Cuaca panas pengennya minum es teh, itu padahal bisa menjadi penyebab diabetes. Maka harus hati-hati lebih baik minum air putih,” pungkasnya.
- Prolanis yang Selalu Teringat Manis…
- Ujicoba KRIS, Dirut BPJS Kesehatan: Hak atas Obat, Kunjungan Dokter dan Ketersediaan Kamar Dijamin dengan Baik
- Ganjar: Habiskan Stok Vaksin, Jangan Sampai Kadaluarsa