Sebanyak 1.800 umat Buddha se-Kabupaten Semarang mengikuti Dharmasanti Waisak 2567 Be/ 2023 di pendapa rumah dinas (rumdin) Bupati Semarang di Ungaran.
- Jelang HUT Ke-78 Bhayangkara, Polres Wonogiri Gelar Baksos dan Pemberian Beasiswa
- Bhabinkamtibmas Polres Pemalang Minta Warga Hidupkan Siskamling
- Masyarakat Pesisir Jateng, Waspadai Banjir Rob!
Baca Juga
'Dharmasanti itu seperti halalbihalal. Acaranya ya saling bertemu, silaturahmi, dan tak ada ritual. Karena ritual Waisak sudah dilakukan sebulan lalu. Kali ini, ada tari gambyong, tari anak-anak, tari topeng ireng Dharmapala Getasan, barongsai Vihara Gunung Kalong, dan gamelan dari Sanggar Metta Tuntang,'' kata Romo Pujianto.
Kegiatan baru kali pertama diadakan di pendapa rumdin bupati itu terasa istimewa karena dihadiri tiga Bhante dari Thailand, satu Bhante dari Singapura, satu Bikkhu dan dua Samanera dari Vihara Mendut Magelang.
Selain itu, hadir pula Bupati Semarang Ngesti Nugraha dan putri (alm) Tjahjo Kumolo, Rahajeng Widyaswari, serta pejabat Forkompinda Kabupaten Semarang.
Ketua panitia acara, Romo Pujianto mengatakan, 1.800 umat Buddha berasal dari 10 kecamatan yakni, Kaliwungu, Suruh, Susukan, Tengaran, Pabelan, Bringin, Tuntang, Getasan, Jambu, dan Sumowono.
Ketua Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) Jawa Tengah, Romo Puji mengatakan, baru kali pertama umat Buddha mengadakan dharmasanti di pendapa rumah dinas bupati dan dihadiri Bupati Semarang Ngesti Nugraha yang menerima kedatangan umat dengan gembira.
''Dharmasanti ini bertema Bangkit Bersama untuk Indonesia''. Kami kedepankan rasa seduluran dan gotong-royong. Kami bersyukur, para tokoh lintas agama bisa hadir, serta Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Semarang Pak Sinwani dan jajaran pengurus juga hadir,'' ucapnya.
Sebelum acara, ada pengambilan mata air dari 10 kecamatan yang dipercikkan ke seluruh peserta. ''Biasanya ada lilin pancawarna. Tapi kali ini kami gunakan warna merah semua dengan arti cinta kasih dan kasih sayang,'' tuturnya.
Bhikkhu Medhacitto dari Vihara Mendut Magelang menjelaskan, Dharmasanti Waisak diadakan oleh seluruh umat Buddha untuk merayakan hari raya Trisuci Waisak.
''Tujuannya selain merayakan Trisuci Waisak, acara ini juga untuk memperkuat persatuan umat Buddha dalam membangun kerukunan,'' ucapnya.
Dikatakan, beberapa pentas seni dan pertunjukan yang ditampilkan memiliki nilai-nilai positif, selain untuk menyampaikan nilai ajaran Buddha, juga menjaga tradisi dan budaya setempat.
''Saya hadir sebagai tamu undangan,'' kata dosen Sekolah Tinggi Agama Buddha Syailendra Semarang tersebut.
Bhante Netthapol dari Thailand sangat mengapresiasi acara tersebut. ''Ini bagus untuk umat Buddha bersatu. Harmoni. Belajar darma Sang Buddha dipakai sehari-hari untuk hidup bahagia. Ajaran Sang Buddha untuk umat bebas dari penderitaan,'' tuturnya yang memimpin doa.
Bupati Semarang Ngesti Nugraha dalam kesempatan itu berharap agar seluruh umat diberi kedamaian dan kebahagiaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
''Mari hidup sehat walau Covid-19 sudah usai. Saya sangat mengapresiasi pertunjukan seni dari muda-mudi Buddhis, generasi milenial yang melestarikan budaya,'' ucap dia.
Bupati juga menyematkan pesan agar anak-anak muda menjauhi narkoba. ''Jadikan anak menjadi generasi unggul dengan hidup sehat tanpa narkoba,'' tandasnya.
- Menuju WBBM, Polres Kendal Butuh Saran Masyarakat
- Pedagang Asli Johar Utara Masih Tak Terima Lapaknya Ditempati Pedagang Lain
- 300 ODKB dan 71 Anak Yatim/Piatu Terima Santunan