Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok diminta untuk pulang kampung ke Belitung setelah terbukti gagal memperbaiki Pertamina.
- Kapolres Tegal AKBP Putu Bagus Krisna Gelar Upacara Serah Terima Jabatan Kasat Lantas
- Kabupaten Magelang Siap Wujudkan Pemilu Damai Dan Bermartabat
- Diresmikan Mbak Ita, Taman Brilliant Park, Ikon Baru di Kawasan Segi Tiga Emas Semarang
Baca Juga
Permintaan itu sebagaimana disampaikan pakar politik dan hukum dari Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam yang menilai bahwa Ahok tidak berfungsi dalam struktur Pertamina.
"Dengan adanya Ahok kan pastinya pemerintah berharap Pertamina makin maju, makin bertambah pemasukan dan makin dipercaya baik di Indonesia maupun Internasional," ujar Saiful Anam kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (26/8).
Namun ternyata kata Saiful, apa yang diharapkan tidak sesuai dengan harapan banyak pihak. Di mana, pada semester 1 2020 ini, Pertamina mengalami kerugian mencapai 767,92 juta dolar AS atau setara dengan Rp 11,33 triliun. Bahkan, Pertamina sudah tidak lagi masuk dalam daftar perusahaan besar dunia seperti tahun sebelumnya, yakni berdasarkan daftar fortune global 500.
"Ini mestinya menjadi perhatian bagi Jokowi untuk menilai dengan objektif Ahok dalam posisi dan kedudukannya sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ini kan sama halnya Ahok sebagai Komut tidak mampu memanage direksi, sehingga Pertamina jatuh ke jurang kerugian," jelas Saiful.
Dengan demikian, kata Saiful, Ahok sudah terlambat jika ingin memperbaiki Pertamina. Karena, masyarakat sudah menginginkan Ahok untuk pulang kampung.
"Kalau sudah seperti sekarang saya kira sudah terlambat Ahok untuk berbuat, adanya sama dengan tidak adanya, malah rakyat meminta Ahok pulang kampung apabila tidak mampu memperbaiki Pertamina," pungkas Saiful.
- Kapolda Jateng Dan Wali Kota Semarang Gelar Jalan Sehat Bersama Ribuan Warga Sampangan
- Rukun, Raket, Raharja, Kabupaten Brebes Rayakan HUT ke 346 Tahun
- Transfer Dana Desa di Kebumen Alami Kenaikan