Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit diare dampak dari El Nino.
- Layanan Fantastis Kelola Penyakit Kronis
- 23 Ribu Remaja Putri Ikuti Pemeriksaan Anemia dari Dinkes Kota Semarang
- Pemerintah Kota Semarang Sebut Dashboard JKN Bantu Susun Kebijakan Strategis Sektor Kesehatan
Baca Juga
"Pada musim panas seperti ini, yang harus kita hati-hati adalah sumber air karena sudah terbatas," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam, Rabu (30/8).
Hakam mengatakan, terbatasnya sumber air maka masyarakat harus berhati-hati dalam mengonsumsi air.
Ia meminta agar masyarakat harus bisa memilih air layak dikonsumsi dan tidak mengandung bakteri terutama bakteri Escherichia coli menyebabkan penyakit diare.
"Jadi apakah benar-benar tidak mengandung E-coli, mengandung bakteri atau tidak. Karena itu yang menyebabkan diare. Itu terjadi di berbagai kabupaten/ kota, termasuk Kota Semarang," ucapnya.
Sesuai data dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, kasus diare hingga bulan Juli 2023 tercatat sebanyak 21.059 kasus. Angka ini masih di bawah 2022 yang tercatat 32.488 selama satu tahun penuh, dan 2021 sebanyak 21.765 kasus.
Hakam mengatakan, tren kasus diare secara bulanan untuk Juli 2023 cenderung meningkat, yakni 3.192 kasus. Kasus ini naik dari Juni sebanyak 2.742 kasus, dan Mei 3.119 kasus.
Hakam menjelaskan, dibandingkan tahun lalu, kasus diare pada Juli 2022 tercatat hanya 2.788 kasus. Kemudian Juni sebanyak 3.111 kasus dan Mei tercatat 2.717 kasus.
"Kalau dilihat angka sampai Juli 2023 memang naik turun ya. Sebagai sebuah kota besar, tentu 'mindset' masyarakat harus bagus, apalagi 2-3 tahun terakhir diedukasi untuk cuci tangan dan pakai masker," jelasnya.
Hakam memaparkan, air steril sangat dibutuhkan masyarakat di tengah terbatasnya sumber air akibat kemarau.
"Karena sumber air terbatas ini yang dipakai airnya mungkin saja ada kandungan E. coli di luar ambang batas. Makanya, saya bilang hati-hati," tuturnya.
Dia meminta masyarakat juga memastikan sanitasi layak dan aman. Pasalnya, sanitasi juga berperan dalam pencemaran bakteri E. coli dalam sumber air digunakan.
"Sanitasi itu tidak hanya layak, tapi juga aman. Misalnya, dalam satu keluarga dengan dua anak punya 'septic tank' itu tiga tahun harus dikuras. Kalau tidak dikuras mengakibatkan sumber air tercemar," tandasnya.
- Layanan Fantastis Kelola Penyakit Kronis
- 23 Ribu Remaja Putri Ikuti Pemeriksaan Anemia dari Dinkes Kota Semarang
- Pemerintah Kota Semarang Sebut Dashboard JKN Bantu Susun Kebijakan Strategis Sektor Kesehatan