Dikejar Target Atasi Kemiskinan Ekstrem, Jateng Siap Entaskan 5 Kabupaten Termiskin

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. / RMOL Jateng
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. / RMOL Jateng

Pemerintah pusat menargetkan penanggulangan kemiskinan ekstrem nasional sebanyak 20 persen pada tahun 2021.


Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam rapat dengan menteri dan gubernur se-Indonesia, Selasa (28/9) meminta dalam tiga bulan ke depan dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem pada sekitar 2 juta penduduk.

Untuk mencapai target tersebut, Ma'ruf Amin meminta setiap provinsi memetakan lima kabupaten prioritas untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem.

Merespon target tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan skema untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan ekstrem di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Kebumen. 

"Wapres memberikan perintah kepada kita untuk dikerucutkan pada lima kabupaten. Itu kita kerucutkan lagi sampai level yang paling rendah yang ada di desa," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai mengikuti rakor tersebut.

Ganjar menjelaskan, lima kabupaten prioritas atau paling rendah itu kemudian akan direspons dengan verifikasi dan validasi data. Validitas data tersebut akan dikoordinasikan dengan pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Sosial, untuk kemudian dikerjakan sesuai dengan indikator yang ada. 

"Sebenarnya dulu ada 14 indikator dan sekarang sudah di-extend cukup banyak. Misal dari aspek perumahannya, saya kira itu akan sangat bisa dilakukan dengan cepat ketika seluruh sektor dikonsolidasikan untuk konsentrasi pada kelompok itu. Perintah Wapres tadi sangat tepat, sangat bagus, sehingga betul-betul kita bisa mencari target yang terseleksi dan itulah yang masuk ke desil satu," jelasnya.

Menurut Ganjar, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebenarnya sudah sejalan dengan program itu. Tugas pemerintah daerah saat ini adalah menyiapkan data itu dengan benar, sesuai fakta, dan sesuai dengan data dari pemerintah pusat. Tentunya agar kelompok sasaran dapat dijangkau oleh bantuan dan tidak meleset.

"Tadi saya minta Pemda untuk menghitung dari desil satu di lima kabupaten prioritas itu untuk dipetakan. Setiap nama, alamatnya di mana, kondisi hari ini seperti apa, dan bantuan yang sudah didapat seperti apa. Kalau kemudian kita mau aksi untuk tiga bulan ke depan, penyelamatan apa yang musti dilakukan kepada mereka agar terentaskan dengan cepat," kata Ganjar.

Dijelaskan, ada beberapa indikator yang bisa dijangkau dengan cepat dalam waktu tiga bulan. Di antaranya program penyelesaian atau bantuan fisik. Misalnya, dengan memberikan bantuan RTLH lengkap dengan jamban, listrik, dan sumber air yang bagus. Selanjutnya bantuan berupa makanan atau asupan gizi yang perlu dipenuhi. 

"Tapi akan agak sulit kalau kita bicara pendidikan. Kalau mereka masuk skor pendidikan rendah seperti tidak lulus SD, tidak lulus SMP, maka akan masuk kategori rendah. Itu tidak bisa dicapai dalam waktu tiga bulan. Kalau bicara asupan gizi, berapa protein yang dimakan tiap hari, itu dengan bantuan akan bisa diberikan dengan cepat," pungkasnya.