Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang membagikan bantuan langsung tunai (BLT) Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) kepada 1.666 buruh pabrik rokok yang ada di Semarang. Pembagian BLT ini merupakan tahap pertama di tahun 2023.
- Polda Jateng Tarik Pasukannya dari Desa Wadas Purworejo
- Wali Kota Semarang Sebut Arus Mudik Berjalan dengan Baik
- Capaian Vaksin Hingga 80 Persen, Kapolda Jateng Sebut Salatiga Percontohan Polres Jajaran
Baca Juga
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Heroe Soekendar mengatakan, bantuan tahap pertama ini diberikan untuk bulan April dan Mei yang diberikan pada bulan Juni ini.
Kemudian untuk bulan Mei dan Juni yang diberikan pada bulan Juli mendatang. Jumlah yang diterima per orang adalah Rp 300.000 per bulannya.
“Tahap pertama ini diberikan BLT untuk 4 bulan. Tahap pertama ada 1.666 buruh. Jika ditotal dengan tahap kedua nantinya berarti ada 3.332 buruh pabrik rokok yang menerima bantuan,” kata Heroe usai penyerahan BLT DBHCHT di Ruang Lokakrida Lantai 8 Balai Kota Semarang, Senin (5/6).
Heroe menyebut ada 11 pabrik rokok yang karyawannya mendapat BLT DBHCHT. Ia menyebutkan penerima BLT ini adalah mereka yang bekerja di Pabrik rokok mulai buruh linting rokok hingga petugas keamanan yang bekerja di pabrik rokok pun juga mendapatkan batuan ini.
“Saat ini kita tengah upayakan di anggaran perubahan bisa ditambahkan lagi sehingga tidak hanya tahap satu dan dua saja tapi bisa ada tahap ketiga,” tuturnya.
Heroe menuturkan pembagian BLT dilakukan bertahap dengan mendatangi pabrik-pabrik rokok satu per satu.
Pasalnya, jika pekerja pabrik harus datang ke lokasi yang ditentukan maka akan membuat buruh kehilangan target pekerjaan mereka.
“Mereka ini kan sehari-hari kerja ditarget kalau disuruh keluar untuk ambil BLT maka mereka kehilangan target harian kan kasihan. Makanya kita dari Dinsos dan Bank Jateng yang mendatangi langsung ke pabrik,” paparnya.
Walikota Semarang, Hevearita G. Rahayu mengatakan bantuan yang diberikan kepada pekerja pabrik ini diharapkan bisa dimanfaatkan dengan baik untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kami harap uangnya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan tadi saya tanya ada yang mau buat beli susu anak, bayar listrik, beli sembako,” ucap Ita, sapaan akrabnya.
Ita menyebut total bantuan yang diberikan untuk dua tahap ini yakni senilai Rp 4,4 miliar. Melalui bantuan ini ia juga berpesan kepada penerima bantuan untuk tidak digunakan untuk hal-hal konsumtif.
“Mereka senang karena mendapat bantuan dan berharap tahun depan bisa mendapat lagi,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ita mengatakan anggaran DBHCHT dari pemerintah pusat ini tidak hanya diberikan kepada pekerja pabrik, namun juga diberikan kepada dinas-dinas dan UMKM untuk penanganan stunting.
“Ada yang diberikan kepada dinas-dinas dan UMKM seperti Dinas Kesehatan, Dinas Ketahanan pangan, Disdalduk KB nanti akan ada juklak, Juknisnya, tandasnya.
Salah seorang buruh pabrik rokok Prau Layar, Sri Rahayu mengatakan dirinya sudah yang ketiga kalinya mendapatkan BLT DBHCHT di Kota Semarang.
Ia mengaku sebagai pekerja pabrik rokok merasa sangat terbantu dengan adanya BLT ini.
“Ya untuk kebutuhan sehari-hari. Mudah-mudahan masih terus berlanjut lagi BLTnya,” jelasnya.
Meski demikian, ia mengaku pada tahun ini ada penurunan jumlah BLT yang didapatkan. Jika pada tahun sebelumnya, ia menerima dalam satu tahap untuk enam bulan dengan nominal per bulan Rp 300.000 ribu, namun pada tahun ini untuk tahap pertama hanya diberikan selama empat bulan dengan nominal per bulan yang sama.
“Dulu lebih banyak. Dulu kan dari Kota dapat 6 bulan tapi sekarang disamakan dengan Provinsi jadi hanya dapat 4 bulan saja,” pungkasnya.
- Terus Bergerak, PKB Jateng Gelar Aksi Melayani Isoman Di Jateng
- Perlindungan Anak Di Masa Pandemi Harus Diperhatikan
- Masih Ada 16 Juta Warga Jateng Belum Divaksin