Sebanyak 200 paket Pemberian Makanan Tambahan (PMT) olahan ikan disalurkan kepada warga yang ada di Kelurahan Tanjung Mas Semarang Utara oleh Dinas Perikanan Kota Semarang.
PMT ini dibagikan kepada balita dna anak-anak usia Sekolah Dasar di kawasan Tanjung Mas. Bantuan serupa memang sering diberikan oleh Dinas Perikanan dengan menggandeng berbagai pihak, misalnya saja bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kota Semarang serta Puskesmas di wilayah Tanjung Mas.
Kepala Dinas Perikanan Kota Semarang, Nur Kholis menyampaikan bantuan PMT yang diberikan kali ini berupa olahan makanan basah dan kering yang nantinya bisa dikonsumsi hingga beberapa hari kedepan. Bantuan ini, lanjutnya, memang dalam rangka membantu program Pemerintah Kota Semarang dalam penanganan gizi buruk.
Kelurahan Tanjung Mas menjadi salah satu sasaran penerima bantuan karena memang di kawasan ini tercatat banyak anak dengan gizi buruk. Dalam acara tersebut juga sekaligus dalam upaya mensosialisasikan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).
''Daerah di pesisir pantai seperti Tanjung Mas, ternyata menjadi basis dengan angka gizi buruk yang cukup tinggi. Kami mendapatkan informasi data tersebut dari Dinkes dan Puskesmas setempat. Makanan olahan ikan itu bergizi tinggi, dapat untuk menghindarkan gizi buruk pada balita. Tanjung Mas tergolong daerah dekat laut, namun konsumsi ikan masyarakat sekitar ternyata masih rendah,'' kata Nur Kholis, Rabu (24/11).
Lebih lanjut, Nur Kholis memaparkan dalam acara tersebut juga diisi dengan kegiatan pelatihan memasak olahan ikan yang diajarkan oleh PKK Kelurahan. Harapannya dengan kegiatan ini bisa menyebarluaskan Gemarikan melalui lingkungan terkecil yakni keluarga.
Dia berharap Gemarikan bisa terlaksana dengan baik dan berkelanjutan, yang nantinya bisa mencetak generasi muda yang sehat, kuat dan cerdas melalui makanan bergizi.
''Diharapkan berimbas pada masyarakat sekitar menjadi suka dan terbiasa mengkonsumsi ikan. Pelatihan juga diberikan agar ibu-ibu di wilayah setempat menjadi lebih mahir memasak berbagai olahan ikan. Seperti bandeng tanpa duri, amplang (kerupuk ikan), abon, dan bakpia ikan. Kami juga menggandeng pelaku UMKM olahan ikan dalam pelatihan tersebut,'' ungkapnya.
Kota Semarang sendiri, terangnya, menempati peringkat tertinggi kedua sebagai daerah yang masyarakatnya banyak mengkonsumsi ikan di tingkat Jawa Tengah. Bahkan jumlah konsumsinya mencapai 40,16 kilogram per kapita per tahun.
''Namun kalau dibandingkan dengan konsumsi ikan di tingkat Nasional yang mencapai 50 kilogram per kapita per tahun, tentu capaian konsumsi ikan di Kota Semarang masih cukup tertinggal jauh,'' tuturnya.
- Dilatih Dinnakerind, Mbak Ning Kini Bisa Raup Jutaan Rupiah per-Minggu
- Sufiyati, Inspirasi Suksesi Ekonomi Kreatif
- Pedagang Grosir Inginkan Akses Mudah ke Pasar Induk