Hujan berangsur-angsur mengakibatkan bencana banjir di segenap wilayah pantura Jawa Tengah.
- Beredar Video Vaksinator Tak Suntikan Vaksin, Ini Tanggapan DKK Semarang
- Cegah Penyebaran PMK Pada Hewan Kurban, Satpol PP Gencarkan Razia Ternak
- Sebanyak 12.913 Anak di Salatiga Target Imuninasi
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Jateng dr Yulianto Prabowo, mengatakan bencana banjir tersebut berpotensi menimbulkan beberapa penyakit.
Terutama diare, leptospirosis, penyakit kulit, dan demam berdarah," kata dia, Kamis (31/1).
Dia menambahkan, diare bisa muncul lantaran saat banjir jamban tidak bisa digunakan. Akhirnya, lanjut dia, bisa saja masyarakat buang air sembarang sehingga virus dan bakteri itu bisa berkembang.
"Sehingga, diusahakan tidak BAB sembarangan dan memilih jamban yang masih bisa digunakan. Kalau ada tempat pengungsian yang disediakan jamban, itu bisa digunakan. Jangan lantas di tempat sembarangan," terangnya.
Yulianto juga menerangkan penyakit yang berpotensi muncul saat banjir surut adalah Leptospirosis.
Menurutnya, Leptospirosis yang timbul dari kotoran tikus cukup berbahaya apabila terjadi kontak dengan luka manusia. Sehingga, bisa menginfeksi manusia.
Kami menganjurkan agar menggunakan sepatu karet dan sarung tangan karet. Terlebih lagi, saat membersihkan sisa banjir yang disertai endapan lumpur," papar Yulianto.
Selain itu, Yulianto mengingatkan agar masyarakat waspada dengan nyamuk Dengue paska banjir. Menurutnya, air yang tersisa di wadah menjadi tempat nyamuk Dengue berkembang biak.
Jadi, bisa memunculkan potensi demam berdarah bagi masyarakat. Saya minta masyarakat tetap waspada dan membersihkan air di wadah-wadah," pungkas dia.
- Pemkot Salatiga Beri Bantuan 193 Peternak Terdampak PMK
- Dinas Kesehatan Imbau Peternak Rutin Bersihkan Kandang Unggas
- Kota Semarang Siap Gelar Summit Kota Sehat 2022 Secara Hybrid