Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Batang menyiapkan dana sekitar Rp 1 miliar untuk merehabilitasi lima SD yang gagal rampung tahun lalu. Dana rehabilitasi diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2022.
- Ratusan Mahasiswa Tuntut Pencabutan Somasi Kepada Dekan FKOR UNS
- Max Karel : External Learning Miliki Pengaruh Terhadap Capaian SBP
- Rektor IAIN Salatiga : Perguruan Tinggi Harus Jadi Pelopor dalam Isu Gender
Baca Juga
"Anggaran rehab per sekolah rata-rata Rp 200 jutaan. Anggaran itu sudah disetujui," kata Kabid Sekolah Dasar, Disdikbud Batang, Yuliyanto,Senin (3/10).
Ia merinci, rehabilitasi SDN Wonosegoro 2 menelan dua anggaran yaitu Rp 200 juta untuk ruang kelas dan Rp 160 juta untuk ruang guru. Kemudian, SDN Depok 2 mendapat anggaran Rp 200 juta.
Lalu, SDN Pejambon mendapat Rp 200 juta. Anggaran rehabilitasi SDN Plelen 1 sebesar Rp 200 juta. Untuk SDN Jambangan mendapat Rp 200 juta untuk rehab kelas dan Rp 60 juta untuk pembangunan talud.
Yuli menyebut pekerjaan rehabilitasi itu dilakukan dengan penunjukkan langsung. Pihaknya tidak memasukkan proyek rehabilitasi dalam lelang.
"Alasan pertama adalah waktu, kedua besaran anggaran yang bisa disediakan APBD. Karena anggaran DAK sudah tidak bisa," katanya menjawab lebih memilih PL dibanding lelang.
Ia mengatakan, pemilihan lelang bukan dalam rangka memecah paket. Untuk pemilihan skema PL itu sudah disampaikan ke Pj Bupati Batang.
Yuli memastikan kontraktor yang menggarap berbeda untuk tiap sekolah. Untuk waktu pengerjaan 90 hari.
"Nasib siswa SDN Wonosegoro sementara meminjam tempati di madin. Setelah selesai pindah ke sana. SDN Plelen 1 juga (masih mengungsi), sebab gurunya masih merasa rawan,"ujarnya.
- Senilai 25 Juta Dolar AS, UKSW Gandeng EON- Reality Terapkan Teknologi Pembelajaran AVR
- Unisri Surakarta Siapkan Beasiswa Bagi Influencer dengan Follower Diatas 5 Ribu
- Politeknik Madyathika Hadir di Purbalingga