Tingginya angka kasus Covid-19 dari data siagacorona.semarangkota.go.id hingga hari ini, Jumat (25/6) mencapai 2.090 dengan rincian 1.454 pasien dalam kota dan 636 pasien dari luar kota Semarang.
- Genjot Vaksinasi, DKK Semarang Ndodog Lawang Warga
- Cegah Penularan Covid-19, DKK Semarang Ambil 2.000 Sample Swab Tiap Hari
- Kebutuhan Vaksin Di Jepara 3000 Dosis/ Hari
Baca Juga
Hal ini membuat keterisian Rumah Sakit dan Rumah Isolasi Terpusat di Kota Semarang mencapai 85% dari 2.400 tempat tidur yang ada di Kota Semarang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, M. Abdul Hakam, mengatakan untuk keterisian di rumah Sakit saja hingga saat ini sudah lebih dari 92%. Ini membuat pihaknya selalu mewanti-wanti kepada warga untuk memperhatikan protokol kesehatan.
Sedangkan bagi mereka yang terkonfirmasi positif tanpa mengalami gejala atau OTG sebaiknya melakukan isolasi mandiri dirumah. Mengingat Bed Occupancy Ratio (BOR) saat ini sudah sangat tinggi.
"Saat ini banyak orang panik dan minta dilakukan karantina di tempat isolasi terpusat maupun Rumah sakit, sebetulnya kalau bisa isolasi mandiri di rumah maka alangkah baiknya memang isolasi mandiri di rumah, baru jika levelnya ada yang sesak nafas dan saturasi turun bisa yang harus kita dorong ke karantina terpusat ataupun Rumah sakit," kata Hakam saat ditemui di Balaikota Semarang, Jumat (25/6).
Hakam menyebut isolasi mandiri di rumah adalah hal wajib jika memang seseorang yang dinyatakan positif tidak merasakan gejala.
Di sisi lain, Hakam juga mengusulkan kepada Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi untuk bisa mengarahkan masyarakat di tingkat RT atau RW untuk membuka tempat isolasi terpusat wilayah RT.
Tujuannya agar Dinas Kesehatan melalui masing-masing Puskesmas di daerah masing-masing bisa lebih cepat dan tepat untuk memantau pasien Covid yang melakukan isolasi mandiri.
"Kalau memang usul saya disetujui, nantinya pasien yang OTG bisa isolasi di tempat isolasi terpusat di RT masing-masing, jadi petugas dari Puskesmas akan lebih mudah memantau, memberikan obat, bahkan jika ada yang harus dilarikan ke Rumah Dinas atau Rumah Sakit akan lebih mudah dalam pemantauan," ucap Hakam.
Nantinya jika ada tempat isolasi terpusat di wilayah RT, masyarakat sekitar bisa memaksimalkan jogo tonggo dan pengadaan lumbung pangan di wilayah tersebut.
Pihaknya juga berharap akan bisa meminimalisir kunjungan door to door dan Nakes akan bisa lebih fokus pada pasien yang membutuhkan penanganan serius.
"Setiap hari saya juga ngecek Rumah Sakit untuk kuota bed karena pasien yang di rumdin atau tempat isolasi terpusat lainnya jika ada yang kondisinya gawat darurat maka akan dirujuk. Bahkan hari ini Pak Wali membuka MHC (Miracle Healing Centre) di POJ Marina dan mulai hari ini sudah memberikan layanan untuk orang-orang yang akan karantina dan ada 100 bed," tandasnya.
- Pemkab Blora Sosialisasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis
- UMKU Ajari Nakes di Kudus Keahlian Dokumentasi Keperawatan
- Kebutuhan Vaksin Di Jepara 3000 Dosis/ Hari