Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Batang membentuk bank sampah untuk menampung sampah-sampah anorganik dari Organsasi Perangkat Daerah (OPD). Setiap hari Jumat, pihak DLH membuka stan bank sampah di depan kantor.
- Kemenkumham Siap Menguatkan Integritas Jajaran
- Anggota DPR RI Tegaskan Tidak Ada Restorative Justice Dalam Kasus Pemerkosaan
- Sebelum Dimakamkan, Almarhum Djatmiko Wardoyo 'Dipertemukan' Sejenak dengan Istri Tercinta di Depan Rumah Duka
Baca Juga
"Kami kumpulkan jenis-jenis sampah, mulai dari bekas dokumen yang sudah dihancurkan. Agar keamanan data terjamin," kata Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, DLH Kabupaten Batang, Suyaeni, Rabu (20/10).
Suyaeni mengatakan bank sampah DLH diberi nama Resik Mulyo. Gerakan itu diakuinya untuk memantik mindset memilah sampah dan menyadarkan bahwa sampah pun bernilai ekonomi.
Ia menyebut gerakan bank Sampah Resik Mulyo sudah berjalan lima kali dan tiap penyelenggaran bisa mengumpulkan 30 kilogram. Masing-masing individu atau instansi yang menyetor sampah akan mendapat semacam rekening.
"Untuk harga sampah tergantung jenisnya, antara Rp 1.500 hingga Rp 2.000-an per Kilogramnya. Pengambilan dananya tergantung kesepakatan dengan nasabah," jelasnya.
Uang sampah bisa diambil misalnya saat akhir tahun, atau mencapai nominal tertentu. Selain atas nama instansi, perorangan juga bisa ikut berpartisipasi di bank sampah tersebut.
- Wakil Bupati Purbalingga meminta KONI Ciptakan Juara
- Munculnya Kasus Covid-19 di SD Gendongan 1, Wali Kota Pastikan Menjadi Klaster Sekolah Pertama di Salatiga
- Kapolres Demak Cek Pos Pengamanan dan Pelayanan Nataru