Ribuan warga berebut gunungan Gununungan untuk 'ngalap berkah' (berharap berkah) saat mengikuti acara puncak peringatan Sekaten dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW, di halaman Masjid Agung Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Sabtu (9/11).
- Heling Didukung 200 Ketua Cabang Dan Ranting, PGRI Sigaluh: Tidak Suka Pamer Dekat Pejabat
- Hutang Janji Seribuan Jamaah Haji Kota Kretek Ditagih Penjabat Bupati Kudus
- Wali Kota Semarang Raih Gelar Doktor dengan Predikat Cumlaude
Baca Juga
Dua dari empat gunungan yang menjadi lambang jaler (laki-laki) dan estri (perempuan) itu diperebutkan ribuan warga setelah dikirab menandai puncak tradisi Sekaten.
Empat gunungan diarak dari dalam keraton menuju ke halaman masjid, oleh utusan, sentana dan abdi dalem Raja Surakarta, Sampeyandalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII Hangabehi.
Setelah tiba di masjid Masjid Agung, dua pasang gunungan kemudian didoakan oleh ulama Kraton Solo di dalam Masjid. Usai didoakan Gunungan Jaler kemudian dibawa ke halaman Masjid Agung untuk diperebutkan warga.
Sedangkan sepasang gunungan lain diarak kembali ke Keraton Surakarta Hadiningrat.
Tidak butuh waktu lama, ribuan warga yang datang sejak pagi langsung menyerbu hingga ludes tak tersisa. Sementara satu estri dibawa kembali oleh abdi dalem ke halaman Kori Kamandungan untuk dibagikan ke warga di sekitar Kraton Solo.
Sekretaris Masjid Agung Solo, Abdul Basid mengatakan dua pasang gunungan berisi sayuran dan bahan makanan tersebut dibagikan kepada masyarakat sebagai wujud syukur raja kepada rakyatnya. Masyarakat tidak sabar untuk berebutan. Mereka khawatir tidak dapat, sehingga saling berebutan.
"Gunungan sebelum selesai didoakan tapi sudah diperebutkan. (Kami) sudah minta selesai didoakan dulu baru berebut," jelas Abdul kepada wartawan, Sabtu (9/11).
Seperti diketahui tradisi gunungan ini sebagai tanda syukur Sinuhun (raja) untuk rakyatnya. Gunungan Jaler terbuat dari hasil bumi berupa sayuran mentah dan lainnya. Sedangkan Gunungan Estri terbuat dari bahan rengginang (beras ketan).
Ada makna yang terkandung dalam kedua gunungan (jaler dan estri). Bahwa kehidupan ini, berdampingan antara laki-laki dan perempuan. Gunungan jaler merupakan gunungan yang berbentuk tinggi dan ramping. Sementara gunungan estri berbentuk pipih namun lebih lebar.
Tak semua pengunjung bisa mendapatkan isi gunungan yang diperebutkan. Bahkan mereka rela mengambil sayuran yang jatuh terinjak-injak pengunjung. Sayuran itu dibawa pulang untuk ditabur di area persawahan agar tanahnya subur.
"Ini cuma dapat janur dan kacang, nanti untuk ditanam di sawah apa tegalan biar subur," ungkap Suparti, wanita asal Tlarar, Boyolali.
- Pemkot Semarang Kirim Bantuan Warga Terdampak Erupsi Semeru
- Petugas Akan Cek Keaslian STRP Pekerja Di Salatiga
- Warga Minta Satpol PP Tutup Salah Satu Kost yang Digunakan Mesum