Dosen UNS Berikan Pelatihan Untuk Tingkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi

Dosen Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan UNS membangun kerjasama dengan Kelompok Tani Ternak (KTT) di Boyolali. Kabupaten Boyolali dikenal sebagai salah satu wilayah di Jawa Tengah sebagai penghasil sapi unggulan.


Peternakan sapi dinilai memiliki prospek yang menjanjikan karena kebutuhan masyarakat terhadap daging sapi sangat tinggi. Salah satu pemasok daging sapi terbesar adalah peternak berasal dari Desa Kenteng, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali. Bahkan, wilayah tersebut menjadi lokasi percontohan untuk pengembangan sapi potong bagi daerah lainnya di provinsi ini.

Kelompok Dosen Fakultas Pertanian jurusan Peternakan terdiri dari Sudiyono, Sutrisno Hadi Purnomo, Shanti Emawati, Suwarto (Dosen Jurusan Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian). Mereka membangun kerjasama dengan Kelompok Tani Ternak (KTT) di Boyolali seperti Sumber Makmur, Taruban Mulyo, Ngudi Mulyo memberikan pelatihan pada kelompok peternak sapi.

Mereka terjun melalui Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) dengan bantuan dana Kemenristekdikti tahun anggaran 2018 melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan Gizi dan Kesehatan Masyarakat LPPM UNS ini, untuk memberikan pembinaan pada beberapa peternak di desa tersebut.

"Tujuan utama  Program Pengembangan  Desa Mitra (PPDM) adalah meningkatkan kesejahteraan peternak sapi potong melalui usaha budidaya sapi potong untuk mendukung swasembada daging sapi di Kabupaten Boyolali," terang Shanti Ermawanti, Selasa (11/9).

Keluhan dari peternak sapi yang menjadi mitra PPDM adalah adalah produktivitas ternak sapi potong yang cukup rendah karena manajemen pakan yang kurang memenuhi persyaratan. Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi kelompok akademisi tersebut.  

Setelah akar permasalahan diketahui, tinggal mencarikan solusi untuk meningkatkan produktivitas ternak. Salah satunya dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD), memberikan penyuluhan pemeliharaan ternak agar pengetahuan dan ketrampilan mereka semakin meningkat.

"Kita juga berikan pelatihan bagaimana meningkatkan produktivitasnya dengan memberikan pelatihan penyusunan formulasi ransum pakan dan jerami padi fermentasi untuk pakan ternak. Kita juga upayakan pengadaan mesin pemotong rumput (chooper)," ungkapnya.

Hasil dari program tersebut, para kelompok peternak sapi yang mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan mulai terlihat hasilnya. Selama tiga bulan, ada peningkatan bobot badan sapi yang dipelihara melalui program demplot atau percontohan pemeliharaan sapi.

"Ternyata selama tiga bulan mengikuti penyuluhan dan pelatihan, peternak sapi mampu meningkatkan bobot badan sapi ternak miliknya," tutup Shanti.