Dua Gunungan Kraton Solo, Ludes Diserbu Warga

Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar acara Grebeg Besar, Rabu (22/8) menandai puncak peringatan Idul Adha pada 10 Dzulhijah atau 10 Besar dalam penanggalan Jawa.


Sejumlah warga Solo dan juga wisatawan asing mulai memadati halaman depan Kori Kamandungan Keraton Solo menyambut keluarnya dua buah Gunungan besar yang berisi hasil bumi.

Dua gunungan tersebut terdiri dari Gunungan Estri (wanita) yang berisi rengginang, onde-onde ceplus dan nasi kumplit. Sedangkan Gunungan Jaler (laki-laki) berisi sayur-sayuran seperti kacang panjang, wortel juga cabai.

Iring-iringan abdi dalem Kraton Solo yang biasa disebut prajurit Semut Ireng dan prajurit Lombok Abang berada di barisan depan sedang di bagian belakang dua gunungan yang diangkat beberapa orang abdi dalem berjalan diiringi alunan Gending Jawa.

Abdi dalem yang berjalan tanpa alas kaki ini mengarak kedua gunungan melalui Siti Hinggil, Pagelaran Kraton dan alun-alun Utara menuju Masjid Agung Solo untuk didoakan oleh ulama Keraton Solo.

Usai didoakan oleh ulama Kraton Solo di Masjid Agung Solo, gunungan estri jadi rebutan masyarakat di halaman Masjid. Sedangkan gunungan jaler (laki-laki) diarak kembali ke halaman keraton (Kamandungan) untuk diperebutkan di seputar halaman Kraton Solo.

"Dapatnya  kacang-kacangan dan sayuran. Harapannya keluarga saya diberi selamat. Ini nanti akan saya sebar di sawah, biar tanahnya subur dan hasil panen melimpah ruah," jelas Sadiyo warga Delanggu, Klaten.

Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta, Hadiningrat KGPH Dipokusumo mengatakan, Garebek Idul Adha atau biasa disebut Grebeg Idul Adha atau Grebeg Besar merupakan perwujudan syukur dari keraton.

"Tradisi Grebeg ini sudah ratusan tahun dilaksanakan sebangai ungkapan rasa syukur dari kami kepada Allah SWT. Merupakan tanda syukur dari Raja, Sentana Dalem, Kawula dan masyarakat pada umumnya," tutur Dipokusumo.