Dukungan Terbuka Menguat, Peluang Airlangga Semakin Besar

Dinamika persaingan kursi ketua umum Partai Golkar mengerucut pada dua nama yaitu Airlangga Hartanto dan Bambang Soesatyo. Namun, melihat dari dukungan terbuka, kecendrungan menguat kepada Airlangga.


Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan,  peluang Airlangga  untuk kembali memimpin Golkar semakin menguat menjelang penyelenggaraan Musyawarah Nasional Golkar pada Desember 2019.

"Kecenderungan hari ini menguat ke Airlangga, yang tampak dari dukungan terbuka para pemilik suara DPD I dan II juga para tokoh senior partai," kata Ace seperti dikutip dari Kantor Berita  Politik RMOL, Jumat (20/9).

Selain dukungan nyata para pengurus DPD I dan II, dukungan kepada Airlangga juga menguat karena kontribusi nyata Golkar dalam memenangkan pasangan Jokowi-Maruf saat Pilpres 2019 lalu.

Faktor lain, kata dia, sosok Airlangga sebagai seorang teknokrat dinilai akan banyak membantu kerja-kerja pembangunan nasional di bawah kepemimpinan Jokowi-Maruf selama lima tahun ke depan.

"Golkar dalam hal ini adalah partai yang selalu ada bersama pemerintah mendukung program pembangunan nasional," kata dia.

Terhadap  dinamika dan polarisasi kekuatan di tubuh Golkar menjelang Munas, Ace menilai sebagai hal biasa di internal Golkar. Dia menekankan Golkar adalah partai yang demokratis.

Sesepuh Golkar Opinion Leader

Bicara peluang Airlangga, pengamat komunikasi politik dari Universitas Bunda Mulia, Silvanus Alvin juga berpandangan serupa. Peluang Airlangga memang saat ini lebih besar ketimbang Bamsoet.

"Karena bagaimana pun juga petahana yakni Airlangga dipandang oleh kader-kader Golkar. Bila tidak dipandang, maka sudah lama kepemimpinan Airlangga digoyang," kata dia.

Namun disisi lain, posisi Bamsoet juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia pun menyarankan agar Airlangga merangkul para sesepuh Golkar seperti Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung untuk semakin meneguhkan para pemegang hak pilih di Golkar untuk menjatuhkan dukungan padanya.

"Pengaruh sesepuh Golkar besar sekali karena mereka adalah opinion leader. Dan budaya di Indonesia ini menjunjung para senior. Kita dengar nasihatnya. Kalau tidak dengar orangtua ada anggapan bisa kualat. Jadi perlu menggaet para sesepuh Golkar itu demi mengunci kemenangan," kata dia. [fak]