Eks Stasiun KA Genuk, Riwayatmu Kini

Saksi Bisu Kejayaan Transportasi Trem Uap Semarang-Rembang
Bangunan eks Stasiun kereta api Genuk, berada persis di pinggir jalan raya Genuk menuju Semarang kota. Kondisinya kini merana, rusak, nyaris tenggelam oleh ketinggian jalan raya. Adapun bekas jalur rel di depan stasiun kini tertimbun oleh pelebaran jalan raya. Soetjipto/Dok.RMOLJateng
Bangunan eks Stasiun kereta api Genuk, berada persis di pinggir jalan raya Genuk menuju Semarang kota. Kondisinya kini merana, rusak, nyaris tenggelam oleh ketinggian jalan raya. Adapun bekas jalur rel di depan stasiun kini tertimbun oleh pelebaran jalan raya. Soetjipto/Dok.RMOLJateng

Bangunan tersebut tidak terlalu besar. Berukuran sekitar 75 meter persegi memanjang dari kiri ke kanan.


Nampak tua dan rapuh, bahkan nyaris separuh ketinggiannya sudah tenggelam oleh ketinggian urugan tanah jalan raya Genuk arah ke Kota Semarang. 

Persis di bagian belakangnya, ada saluran air yang ketinggiannya sering meluber masuk dan menggenangi bagian dalam bangunan tersebut. 

Ya, itulah bangunan eks Stasiun Genuk, terletak di sisi kiri jalan raya Genuk arah menuju Kota Semarang. 

Pada masa jayanya, ini adalah stasiun pertama relasi Semarang Centraal Jurnatan Semarang (SJS)-Genuk (GNK) yang diresmikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1883, dan merupakan cikal bakal transportasi trem uap Semarang-Rembang. 

Menempuh jarak 110 kilometer, pada masanya merupakan trem uap penting jalur perekonomian. Adapun jalur Semarang sampai Rembang saat itu melewati stasiun-stasiun Jurnatan Semarang, Stasiun Kemijen, Tenggang, Klayaran, Stasiun Genuk, Menangen, Sayung, Daleman, Batu (Demak), Wonokerto (Demak), Buyaran, dan Stasiun Demak kota.

Sampai di Demak ada relasi ke selatan ke Purwodadi dan Blora. 

Sedangkan dari Demak diteruskan ke timur, menuju Stasiun Branjangan, Jebor, Ngaloran, Cangkring (Demak), Karanganyar (Demak), Tanggulangin (Kudus), dan Kudus kota. 

Sebelum sampai Karanganyar Demak, ada relasi ke Utara menuju ke Mayong, Bakalan, Pecangaan, Pasar Kliwon (Kudus). 

Dari Kudus ini terus ke timur menuju Stasiun Bendokerep, Bareng, Telogo (Kudus), Kaliampo, Margorejo (Pati), Pati, Pati Alun-Alun, Nglandangan, Kruisspoor Guyangan (Guyangwesel), Guyangan. 

Dari Guyangan ada relasi ke Utara menuju Tayu. 

Sedangkan kalau diteruskan ke timur menuju Stasiun Juwana, Bugel, Asem Mocil, Batangan, Delok, Dresi, Tambakomben, Rembang Pasar, dan Stasiun Rembang. 

Meski eks Stasiun Genuk sudah tidak lagi dirawat, namun bangunan yang terlihat merana ini masih dijaga sebagai aset milik PT KAI (Kereta Api Indonesia). Terbukti ada papan identitas penjagaan  aset di depan maupun tertempel di dinding bangunan. 

Seiring perkembangan zaman, dimana bertambahnya transportasi mobil pribadi dan kendaraan angkutan barang, jalur ini ditutup pada tahun 1974.

Bahkan karena pelebaran jalan raya Semarang-Demak, rel yang dulunya berada di sisi kanan arah menuju Demak, diurug dan tertindih jalan raya. 

Sedangkan peninggian bidang jalan raya, membuat eks Stasiun ini tenggelam oleh urugan tanah di sekitarnya, bahkan sering terndam oleh genangan air dari saluran air di belakangnya.