Emak-emak Desa Karangsari Belajar Buat Puding Art

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mukti Utama, menggelar pelatihan ketrampilan boga kepada ibu-ibu di Desa Karangsari Kecamatan Karangtengah Demak, Senin (18/2/2019).


Pada segmen praktek kuliner kali ini, emak-emak diajari membuat pudding art oleh Nushrotul Amanati, Narasumber Teknis (NST) asal Mayong Jepara.

Mereka terlihat antusias mendengar penjelasan dari NST dan langsung mempraktekan teori yang didapatnya.

Pudding art menjadi pilihan pelatihan, karena selain bernilai gizi tinggi juga minim biaya serta mudah cara pembuatannya.

Pudding art bisa menjadi salah satu fasilitas bagi para ibu untuk dalam seni menghias pudding menjadi lebih indah dan menarik sehingga memiliki nilai jual tinggi.

Pudding art itu membuatnya simpel, mudah, praktis dan murah. Siapapun bisa membuat pudding art asalkan mempunyai niat dan kemauan," tutur Nushrotul Amanati , yang akrab disapa Atik.

Dalam membuat Pudding Art, sambung Atik, ada tiga tahapan yang perlu  dipersipakan, yakni menyiapkan kanvas atau media untuk dihias yang berbahan dasar utama jelly, air dan gula pasir.

Kemudian menyiapkan bahan untuk injection atau motif yang berbahan dasar agar �" agar, susu, gula pasir dan pewarna.

Terakhir menyuntikan bahan motif  tersebut ke kanvas menggunakan alat bantu jarum suntik sesuai kreasianya masing masing dan dalam keadaan hangat.

Dalam membuat pudding art, yang terpenting adalah kreativitas tangan dan imajinasi masing - masing peserta. Bisa bermotif bunga dan rumput, atau motif hewan,"ujar Atik  yang juga Ketua Kompetensi Keahlian Tata Boga, SMKN 1 Sayung, Demak.

Setelah proses ketiga tahapan itu selesai, selanjutnya pembuatan Puding art ditutup dengan bahan penutup berbahan dasar jelly, susu cair, gula dan pewarna. Tujuannya untuk menutup bekas injection agar pudding art terlihat lebih indah.

Setelah dibalik, alas puding art ditutup , agar semakin kelihatan cantik hasilnya," kata dia.

Namanya juga emak-emak , pada saat praktek ada saja tingkahnya . Ada yang jarumnya sampai bengkok saking semangatnya menekan kedalam pudding saat menghias.

Disela kesibukan tangan menyuntikkan cairan pewarna, mereka sempat bercanda dengan  teman - temannya.

Beberapa ibu yang mengaku  bingung dan belum dapat ilham  membuat kreasi dan hiasan yang ‘nyeni’ akhirnya hanya asal menusuk-nusuk jarum, saat pudding di balik, bukan bunga yang terbentuk melainkan padang ilalang.

Lucunya, ibu ibu muda banyak yang  pulang duluan karena anaknya rewel dan ingat jemuran sehingga gambar yang tercipta ala kadarnya.

Tetapi ada juga yang berhasil membuat motif bunga, sehingga saking seriusnya ekspresi wajahnya jadi terlihat lucu di mata peserta yang lain.

Atik ki lho, serius nganti raine mletot. Tapi hasile apik tenan ya, (Atik itu lho, serius sampai mukanya berantakan. Tapi hasilnya bagus juga), celetuk Sumiatun (36) salah satu peserta kepada temannya Atik.

Sumiatun mengaku senang dengan adanya kegiatan membuat Pudding Art tersebut, pasalnya kegiatan itu dapat menambah wawasannya tentang kuliner.

Ternyata pudding dapat dihias sedemikian rupa. Acara ini bagus. Seneng sekali. Dapat ilmu baru," katanya.

Sementara itu, Ketua PKBM Mukti Utama , Ari Widodo,  mengatakan, kegiatan memasak dengan membuat pudding art ini, merupakan salah satu program rutin yang dilaksanakan secara mandiri oleh PKBM Mukti Utama.

Tujuannya untuk memperdayakan dan mengembangkan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang dimiliki, serta  meningkatkan ketrampilan masyarakat.

Daripada bengong di rumah dan ngrumpi, kami coba ajak ibu-ibu untuk melakukan kegiatan positif.  Kami berharap, setelah pelatihan membuat pudding art ini, mereka memiliki ketrampilan dan termotivasi untuk berwirausaha," ujar Ari Widodo yang akrab disapa Bubut.