Embun Beku Melanda Dieng

Temperatur yang ekstrim di wilayah dataran tinggi Dieng, perbatasan Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo berdampak pada munculnya embun beku.


Warga setempat menyebutnya bun upas. Embun itu menutupi areal tanaman dan vegetasi yang berada di Dieng.

Sudah dua hari terakhir ini, suhu di Dieng sangat dingin. Kalau malam hari hingga pagi dini hari suhunya bisa mencapai 5 derajat Celsius," kata pengelola desa wisata Dieng Alif Fauzi yang dihubungi RMOL Jateng, Minggu (26/7).

Disebutkan Alif, fenomena bun upas tidak terjadi setiap tahun. Kejadian terakhir pada tahun 2018. Saat itu suhunya bahkan bisa sampai 3 derajat Celcius. Dalam dua hari terakhir ini,  suhu turun hingga menjadi 5-9 derajat Celcius.

Kalau malam hari suhunya sangat dingin sekali, namun ketika jam 08.00 suhunya sudah mulai naik. Bahkan, kalau siang sudah terasa panas," ujar Alif Fauzi yang juga ketua kelompok sadar wisata Dieng Pandawa, Desa Kulon, Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.

Akibat bun upas, lanjut Alif, kunjungan wisata memang turun. Apalagi ditambah saat pandemik covid sekarang ini. Kunjungan ke Candi Arjuna atau destinasi wisata lain juga tidak seramai biasanya. Apalagi, kebijakan yang diambil saat ini wisatawan yang diperbolehkan hanya dari Jateng dan Yogyakarta. Nanti mulai 1  Agustus 2020, Dieng sudah mulai dibuka terbatas untuk wisatawan dari luar Jateng Yogya," ujarnya.

Terkait Bun Upas, memang ada wisatawan yang sengaja datang untuk sekedar menghilangkan rasa penasaran. Namun di sisi lain, khususnya wisatawan keluarga justru menghindarinya.

Wisatawan yang sengaja menikmati bun upas, rata-rata anak-anak muda yang berpetualangan naik ke gunung Prau Dieng," pungkasnya.