Siapa menyangka, Program Studi (Prodi) Doktor Manajemen (DM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) melahirkan empat lulusan sekaligus, Rabu (19/7).
- Sambut Gegap Gempita Pemilu Serentak, Puluhan Hasil Seni Pelajar Pati Dipamerkan
- 33 SD di Salatiga Terkendala Fasilitas IT
- Wamenkumham RI : KUHP Indonesia Bukan Kitap Suci, Bisa Dikoreksi Jika Hak WNI Terlanggar
Baca Juga
Hebatnya lagi, dalam gelaran yudisium yang diselenggarakan di Ruang Rapat FEB terdapat satu lulusan masih berusia muda takni 27 Tahun.
Mereka yang meraih gelar doktor yakni Metta Padmalia, Paskalis Seran, dan Firdaus dan Hendro Susanto.
Terkhusus Metta Padmalia, Paskalis Seran, dan Hendro Susanto berhasil lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif sempurna, 4.00.
Sedangkan Firdaus, peraih gelar doktor termuda yang diluluskan DM FEB UKSW pada usia 27 tahun 6 bulan pada yudisium ini memaparkan disertasi bertajuk "Peran Sikap dan Motivasi Takwa Sebagai Peubah Mediasi Terhadap Minat Wisatawan dalam Memilih Tujuan Pariwisata Medis Islam: Studi pada Wisatawan Muslim di Indonesia".
Dijelaskannya, sebagaimana disampaikan oleh Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) merasa optimis bahwa Indonesia mampu menjadi destinasi wisata medis islami atau halal karena memiliki model mumpuni yaitu Rumah Sakit Syariah.
Ide awal riset ini muncul dari hasil pemetaan penelitian terdahulu dengan hasil wisata medis islami masih minim di Indonesia. Fakta lainnya adalah tingginya masyarakat Indonesia yang mengunjungi negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura untuk berobat.
Menggaet 145 responden warga negara Indonesia Muslim, penelitian ini memberikan pemahaman baru dalam dunia wisata medis. Adanya konsep wisata medis yang dipadukan dengan konsep religiusitas atau agama dapat membuat wisata medis lebih berwarna.
“Selain itu, konsep tersebut juga memiliki makna yang bukan hanya dari segi dunia namun juga dapat memberikan pengalaman spiritual kepada wisatawan Muslim yang menggunakan layanan medis Islami,” ujar pria asal Riau ini.
Lain halnya dengan Paskalis Seran, dosen Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang memaparkan disertasinya yang berjudul “Dana Pensiun: Efisiensi dan Determinannya (Studi Empiris pada Dana Pensiun Pemberi Kerja Indonesia Periode 2011-2017”.
Disebutkannya, dana pensiun memiliki peranan penting bagi perekonomian sebuah negara baik dalam konteks makro maupun mikro. Hasil studinya menunjukkan bahwa kinerja Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Indonesia pada Periode 2011-2017 belum optimal baik dalam efisiensi skala maupun efisiensi teknis.
Peraih gelar S1 di Philosophisch-Theologische Hochschule SVD Sankt Augustin, Jerman dan S2 di University of San Carlos, Cebu-Philippines ini juga menganalisis efek regulasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 3/2015 terhadap efisiensi DPPK.
“Hal ini memperkuat argumentasi tentang perlunya diferensiasi regulasi dana pensiun berdasarkan ukuran dan kemampuan sumber daya yang ada padanya, bukan one size fits all regulations agar dana pensiun memiliki kesempatan kinerja secara optimal sepadan ukuran atau kemampuannya,” bebernya.
Sementara, Disertasi Metta Padmalia bertajuk “Ketangguhan Perusahaan Keluarga di Tengah Disrupsi: Sebuah Model dari Perspektif Pemasaran (Resilience of Family Firms Amid Disruption: A Model from a Marketing Perspective)” dipaparkannya di depan promotor dan ko promotor, serta hadirin yang hadir dalam yudisium.
Menurutnya, keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis keluarga sangatlah penting karena 95% perusahaan di Indonesia diawali dari bisnis keluarga.
"Kemampuan perusahaan keluarga untuk bertahan di masa krisis menimbulkan minat untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan tersebut bertahan dan dapat tetap eksis di tengah gempuran disrupsi," ujar Metta.
Implikasi penelitian ini, lanjutnya, perusahaan keluarga harus cepat menanggapi jika terjadi sesuatu yang penting pada pelanggan, mampu mengimplementasikan kegiatan yang direncanakan terkait pelanggan dengan cepat, dan mengidentifikasi kebutuhan pelanggan baru dengan cepat untuk dapat tetap tangguh.
"Hal yang tak dapat diabaikan adalah diperlukannya sistem untuk mendukung pengalaman karier anggota keluarga yang bermakna," papar dosen Universitas Ciputra dengan segudang publikasi dan perolehan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ini.
Di sisi lain, Hendro Susanto menjabarkan disertasinya bertajuk “Resonansi Nilai Pada Penggunaan Dompet Digital Melalui Penciptaan-Bersama Nilai”. Disampaikannya, dompet digital telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Interaksi perusahaan dengan konsumen dalam ekosistem layanan diharapkan dapat menciptakan nilai yang diresonansi oleh konsumen, sehingga meningkatkan pertumbuhan pengguna dompet digital.
Hasil dari penelitiannya mengungkap bahwa persepsi nilai guna, keterlibatan aktor, dan sikap tanggap berpengaruh secara langsung terhadap resonansi nilai. Kesenjangan generasi dalam teknologi tidak memoderasi hubungan antara sikap tanggap dan resonansi nilai.
“Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menganggap teknologi dompet digital relatif mudah digunakan,” terang dosen Universitas Ciputra ini.
Dalam gelaran yudisium, Kepala Departemen Manajemen FEB Albert Kriestian Novi Adhi Nugraha, S.E., M.M., Ph.D., menyampaikan apresiasi dan ucapan syukurnya atas kelulusan empat doktor manajemen ini.
“Lulus studi doktoral adalah satu milestone penting, perjalanan terus berlanjut, terus berkontribusi di tempat Ibu dan Bapak berkarya. Semoga kerja sama dapat berlanjut dalam bentuk-bentuk yang lain,” pesannya.
Dengan lulusnya empat doktor baru, Prodi DM FEB UKSW tercatat telah meluluskan 61 doktor.
- Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, UNS Jernihkan Danau Dengan Ekoenzim
- Siswa SD Muhammadiyah PK Solo ‘Sulap’ Limbah Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi
- Hampir 100 Persen Pelajar Semarang Sudah Divaksin