Ketua Yayasan Pawiyatan Kabudayaan Kraton Surakarta GKR. Wandansari Koes Murtiyah (Gusti Moeng) mengaku bangga bisa berpartisipasj sebagai tokoh Tari Bedhayan dalam Festival Bedhayan 2019 di Jakarta.
- Rawan Punah, SMK Neswara Siapkan Pembatik Muda
- Uji Kemampuan, Sanggar Jagadhita Tampilan Ragam Tarian
- Ziarah ke Makam KRT Setjonegoro, Tokoh Dibalik Perjuangan Melawan Belanda dan Pembentuk Pemerintahan Pertama
Baca Juga
Gusti Moeng didaulat enjadi juri dua tokoh yakni KP Sulistyo Tirtokusumo dan Wahyu Santoso Prabowo.
Menurutnya dengan even ini diharapkan bisa melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional, mempopulerkan karya agung bangsa Indonesia, menanamkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Termasuk memperkenalkan pusaka kerajaan Jawa jaman dahulu yaitu tari ‘Bedhaya’.
Dalam festival ini ditampilkan tari Bedhaya yakni tarian sakral dari Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Tarian tersebut sudah dimodifikasi untuk dapat dinikmati khalayak umum dan diubah menjadi Bedhayan atau Bedhaya-Bedhayaan". Diikuti oleh 14 sanggar tari yang ada di Jakarta.
"Saya sangat senang juga bangga karena Tari Bedhaya bisa menasional bahkan mendunia," jelasnya kepada RMOLJateng, Senin (24/6).
Ditambahkan putri dari Sinuhun PB XII ini, walaupun sudah diperbolehkan ditarikan di luar Keraton Solo, tarian Bedhoyo berubah namanya menjadi Tari Bedhayan. Hal ini karena sudah diadaptasi dengan gerakan-gerakan baru dan penarinya yang tidak harus asli keraton.
Sementara itu khusus Tari Bedhoyo Ketawang, lanjutnya, sampai saat ini tidak diijinkan untuk dipentaskan di luar Kraton Kasunanan Surakarta. Tarian Bedaya Ketawang merupakan tarian sakral yang hanya dipentaskan sekali setiap tahunnya dalam acara Jumenengan atau upacara kenaikan tahta raja Keraton Surakarta.
"Tari Bedhoyo Ketawang belum diizinkan untuk keluar keraton. Bedhoyo Ketawang itu pusaka, jadi ada perjanjian eyang-eyang saya dengan para penjaga tanah Jawa," jelas Gusti Moeng.
- Ada Reog dan Barongsai di Karnaval Budaya Grebeg Sudiro
- Ratusan Kambing Kaligesing Ramaikan Kontes Hari Jadi Wonosobo ke 199
- Seniman dan Komunitas Pertanyakan Revitalisasi TBRS