Fiji Lockdown Ibukota Saat Temukan Kasus Covid-19

Pemerintah Fiji telah memberlakukan lockdown untuk ibukotanya, Suva selama dua pekan untuk menahan lonjakan kasus Covid-19.


Pemerintah Fiji telah memberlakukan lockdown untuk ibukotanya, Suva selama dua pekan untuk menahan lonjakan kasus Covid-19.

Lockdown dimulai sejak Senin (26/4) hingga 14 hari ke depan, seperti dikutip AFP.

Dengan aturan lockdown, sekitar 100 ribu penduduk di Suva tidak diizinkan untuk keluar, sementara bisnis yang tidak penting harus ditutup.

Lockdown sendiri diberlakukan setelah Fiji menemukan infeksi Covid-19 di komunitas untuk pertama kalinya.

Seorang tentara tertular Covid-19 di fasilitas karantina dan diyakini telah menularkannya ke seorang pembantu.

Pembantu itu kemudian menghadiri sebuah pemakaman yang juga diikuti 500 orang.

Menteri Kesehatan Fiji James Fong menyebut terdapat empat kasus Covid-19 selama akhir pekan. Satu kasus yang melibatkan seorang wanita di pinggiran Suva belum diketahui sumber penularannya.

"Tiga kasus melibatkan orang-orang yang menghadiri pemakaman yang kami identifikasi sebagai superspreader event, termasuk pasangan suami-istri," kata Fong.

Fong mengatakan, pasangan suami-istri itu telah ditempatkan di karantina.

"Karena kami belum bisa menentukan pergerakan orang-orang ini dan mengidentifikasi semua kontak mereka, kami terpaksa mengambil tindakan pencegahan yang ketat," tambahnya.

Munculnya penularan komunitas merupakan pukulan bagi harapan Fiji untuk membuka gelembung perjalanan bebas karantina dengan Australia dan Selandia Baru.

Fiji sendiri sangat bergantung pada pariwisata. Sejak pandemi, jumlah pengunjung bulanan menurun hingga 99 persen.

Fiji sebagian besar telah menahan virus melalui langkah-langkah isolasi ketat dan kontrol perbatasan.

Sejauh ini, Fiji sudah mencatat kurang dari 100 kasus dan hanya dua kematian dari 930.000 populasi, demikian dikutip dari Kantor Berita RMOL.