Finalisasi Izin Belum Terbit, Dua Perusahaan Semen Beli Lahan Di Luar KBAK Gunungsewu

Kawasan Karst Di Pracimantoro Adalah Kawasan Karst Dunia. Pusdatin Kementerian ESDM
Kawasan Karst Di Pracimantoro Adalah Kawasan Karst Dunia. Pusdatin Kementerian ESDM

Wonogiri - Dua perusahaan semen yaitu PT Sewu Surya Sejati (SSS) dan PT Anugerah Andalan Asia (AAA) terus bergerak mengusahakan percepatan pendirian pabrik semen di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.

Hal ini diungkapkan pula oleh Budi Sulistyo, Konsultan Sumber Daya dan Cadangan Competent Person Indonesia, bahwa jarak area kawasan usaha pertambangan dengan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Pracimantoro mencapai 250 meter.

“Berdasarkan analisis, saya pastikan pada area tambang tidak terdapat sumber air, sungai bawah tanah, sumur, atau wilayah yang dilindungi,” tegas Budi, di Wonogiri, Selasa (25/02).

Finalisasi izin pertambangan dan pembangunan infrastruktur pendukung termasuk penyediaan listrik bertegangan tinggi untuk suplai energi untuk produksi semen sedang berjalan.

Sembari menunggu turunnya perizinan, perusahaan sudah mulai memproses pembelian lahan warga dan melakukan negosiasi dengan masyarakat yang lahannya masuk dalam area pertambangan.

Ditegaskan oleh Budi bahwa lokasi pertambangan berada di luar Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gunungsewu. KBAK sendiri adalah Kawasan Karst Dunia yang keberadaannya mendapatkan predikat Green Card dari UNESCO Global Geopark pada 2023 lalu.

Budi menambahkan bahwa area pertambangan batu gamping dan pabrik semen di Pracimantoro, Wonogiri, tidak masuk ke area permukiman. Jarak terdekat antara area tambang dan permukiman adalah 70 meter, dan kondisi ini baru akan terjadi pada tahun ke-40 operasi produksi.

Metode zero run-off akan digunakan dalam penambangan batu gamping di Pracimantoro ini.  Penambangan akan dilakukan dari atas ke bawah dengan menahan limpasan air permukaan. Dengan demikian air akan ditampung dan membentuk pori-pori raksasa. Dengan metode ini, kegiatan pertambangan tidak akan menyebabkan banjir atau kekeringan di permukiman.

Dikatakan oleh Budi bahwa konsep ini sudah berjalan baik di tempat lain selama 12 tahun. “Dan terbukti, keberadaan pabrik semen tidak menyebabkan banjir apalagi kekeringan,” jelasnya.

Sementara itu, Supriyanto Ketua Komisi II DPRD Wonogiri, menyambut positif meski terdapat pro dan kontra atas rencana pendirian pabrik semen ini, mengingat kondisi geografis dan sosial-ekomomi Masyarakat di kecamatan Pracimantoro.

“Pendirian pabrik semen akan memberikan domino effect bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah selatan yang selama ini tertinggal,” ujarnya.