Siang itu, sekitar pukul 14.00, Joko Nuryadi (50) yang bertubuh tambun menaiki tangga kantornya. Ia naik ke atap kantor Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di rest area 379 A Tol Batang-Semarang.
- Terobos Cuaca Ekstrem, Pertamina Patra Niaga Kirim BBM ke Karimunjawa pakai Kapal Perang
- Tingkatkan Kenyamanan Pengunjung, Pemkab Blora Terapkan e Parkir Pasar Rakyat Sido Makmur
- Solo Light Festival dan Kampung Ramadhan Hingga Pasar Takjil Semarakkan Bulan Suci di Kota Solo
Baca Juga
Bermodalkan kain lap, pria paruh baya berseragam Pertamina dengan dominasi hijau muda itu mulai melaksanakan tugasnya sebagai cleaning service atau petugas kebersihan. Ia ditemani temannya, Khozinul (35) yang merupakan petugas keamanan SPBU berkategori Green Energy Stastion (GES) itu.
Di bawah terik matahari yang menyengat, tangan Joko mulai mengelap satu persatu box panel surya. Total ada 11 kotak panel Surya yang tidak luput dibersihkan oleh tangannya.
"Harus pakai kain lap, kalau pakai sulak (kemoceng) gak bersih. Kalau pakai kain lap, selain bersih, juga bisa buang kotoran burung yang nempel, kayak gini," kata Joko sembari menunjukkan cara membersihkan kotoran burung di panel Surya, belum lama ini.
Petugas Kebersihan dan keamanan SPBU di Rest Area 379A Tol Semarang-Batang, Joko Nuryadi dan Khozinul mengecek ruang panel listrik
Sembari membersihkan, ia bercerita bahwa panel Surya harus rutin dibersihkan. Paling tidak dalam seminggu, minimal sekali atau dua kali harus dibersihkan.
Jika tidak, kata Joko, fungsi alat tidak akan maksimal. Apalagi jika banyak kotoran, termasuk kotoran burung, yang menempel.
Pengawas SPBU berkode 41.512.03 itu, Bayu Trifianto menyebut bahwa kantornya masih kategori GES sejak 2022. Pada tahun itu, kantornya dilengkapi dengan panel Surya yang dipasang di atap kantor.
Ia menjelaskan, SPBU di rest area 379A itu dibangun Mei 2019. Namun, baru berstatus GES pada 2022. Sejak saat itu, sebagian kebutuhan listrik kantornya ditopang solar panel atau panel Surya.
"Lumayan, kami bisa menghemat 12 persen tagihan listrik. Sebelum Ada solar panel tagihan listrik sekitar Rp 12 jutaan. Sekarang antara Rp 9 juta hingga Rp 10 jutaan," jelasnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memiliki 12 penerangan jalan umum (PJU) bertenaga solar panel. Belasan PJU itu berada di sekitar kantornya.
Bayu menerangkan bahwa tujuan pemakaian solar panel selain efisiensi biaya PLN, juga agar ramah lingkungan. Dari sisi pelayanan pun, SPBU GES punya produk yang lebih lengkap yaitu Dex Series yang tidak ada di SPBU Biasa.
"Kami juga mengutamakan cashless. Transaksi kami saat ini 50-60 persen sudah cashless. Sisanya pakai tunai. Dulu sekitar 60 persen masih tunai," tuturnya.
71 SPBU GES
Area Manager Communication, Relation & Corporate Social Responsibility (CSR) Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho menyebut 71 Green energy station atau GES. Rinciannya 61 GES di Jateng dan 10 GES di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
SPBU GES merupakan SPBU yang terdapat solar panel sebagai tenaga listrik SPBU tesebut. Pemanfaatan solar panel dibatasi maksimum 15 persen dari daya listrik PLN.
Brasto menyebut pencetus SPBU GES adalah Pertamina Patra Niaga dengan Pertamina Power Indonesia atau PPI yang bergerak di bidang sumber energi baru dan terbarukan.
"Dengan adanya solar panel maka SPBU bisa menghemat listrik. Saya terus menyosialisakan pada pengusaha SPBU terkait adanya GES dengan penggunaan solar panel sebagai tenaga listrik," ujarnya.
Pengendara mobil membayar BBM dengan metode cashless di SPBU di Rest Area 379A Tol Semarang-Batang
Ia menyebut adanya solar panel tersebut tentunya bisa mengurangi polusi, efek rumah kaca dan efisiensi daya operasional SPBU. Adanya GES juga menunjukkan komitmen Pertamina menyediakan enegi lestari pada masyarakat serta mendukung Environmental Social and Governance (ESG).
Di sisi lain, Brasto mengungkapkan masih ada pekerjaan rumah bagi SPBU GES. Yaitu, penempatan charging stastion atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang saat ini belum tersedia di GES Jateng- DIY.
Seorang pengunjung rest area 379A, Muslihun (44) saat diberitahu kantor SPBU memakai panel Surya, agak terkejut. Ia mengira seluruh fasilitas di rest area, termasuk SPBU memakai listrik dari PLN.
"Baru tahu, saya kira cuma lampunya tok, ternyata kantornya juga. Ya bagus sih. Tapi kayaknya lebih bagus kalau solar panelnya kelihatan dari luar. Biar bisa menginspirasi pengunjung untuk ikut pasang juga," tuturnya.
Ia berharap GES bisa diterapkan di seluruh SPBU tidak hanya tertentu. Tentunya, ia ingin agar pemanasan globak bisa terhambat jika semua BUMN pakai panel Surya.
- Polda Jateng Sita Puluhan Ribuan Botol Minyakita Yang Tak Sesuai Takaran Di Karanganyar
- Mulai Kamis Kemarin Pengecer Di Rembang Diizinkan Menjual LPG Melon
- Konsumsi Gasoline Meningkat 13.044 KL per hari Saat Libur Idul Adha