Ribuan petani bawang merah di Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, terancam tercekik hutang besar akibat harga bawang merah anjlok pada panen raya tahun ini.
- Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Grobogan Capai Rp27.3 Miliar
- Kepala Koperasi Salatiga : Koperasi Modern Harus Satu Platform
- Bangun Kolaborasi, Kadin Kota Semarang Gelar UMKM Healing
Baca Juga
Derita ribuan petani bawang merah di Kecamatan Dempet Kabupaten Demak tersebut, terjadi sejak tahun 2020 lalu. Anjloknya harga juga dipengaruhi dari rendahnya kualitas bawang merah.
Salah seorang petani bawang merah, Makudi, mengatakan, anjloknya harga bawang merah sudah terjadi hampir dua tahun ini.
"Jangankan untung Mas, untuk menutup modal produksi saja sangat kurang. Dulu bawang merah super bisa Rp15 ribu, sekarang hanya Rp8 ribu hingga Rp9 ribu rupiah/ kg. Sedangkan harga bawang di bawah super hanya Rp4 ribu hingga Rp6 ribu/ kg," ujar Makudi.
Makudi menambahkan, meski harga sangat rendah, namun dirinya terpaksa harus menjual bawangnya.
"Ya mau ndak mau harus saya jual. Wong bawang itu cepat membusuk," tambahnya.
Petani lainnya Khamdani, mengungkapkan bahwa jika sampai dengan panen raya harga bawang merah belum stabil, mereka akan menangguk rugi yang tak main-main.
"Bayangkan, untuk modal tanam bawang merah saya mengeluarkan sekitar Rp300 juta, jika harga jual masih di bawah Rp15 ribu per kilogram, maka kemungkinan hasil panen saya hanya dihargai sekitar Rp100 juta," ungkap Khamdani.
Para petani berharap, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah daerah, dapat turun tangan untuk membantu mereka.
"Jika dihitung secara kasar, hutang modal ribuan petani satu desa ini sudah sekitar Rp20 milyar. Para petani sudah mulai kesulitan menanggung hutang tersebut sejak tahun lalu karena gagal panen," katanya.
- Penyaluran Biosolar Lewat Full Registran Cegah Penyimpangan
- Dindagkop UKM Rembang Mulai Lakukan Sosialisasi Pembentukan Koperasi Merah Putih
- Menhub Sidak Jalur KA Solo Balapan-Palur