Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) justru membuat pembeli pertashop meningkat. Hal itu dirasakan sejumlah pengusaha pertashop di Kabupaten Batang.
- Aksi Sosial Pegawai OJK: Berbagi Daging Qurban, Bansos Covid-19 Hingga Vaksinasi
- PT Labda Anugerah Tekstil Raih Dua Rekor MURI Dan Sertifikasi OEKO TEX STeP
- Kota Semarang Alami Deflasi, Mbak Ita Minta Lurah Pasar Kendalikan Inflasi
Baca Juga
"Pas kenaikan pertama (untuk jenis pertamax) dari Rp 9.000 ke Rp 12.500 pembelinya menurun. Biasanya sehari bisa jual 1.200 hingga 1.500 liter, hanya menjadi 200 liter perhari. Pas kenaikan kedua jadi Rp 14.500 meningkat lagi hingga 500 liter per hari," kata Pengusaha dua Pertashop di Kecamatan Bandar, Ahmad Khoirul Umam saat dihubungi, Rabu (14/9).
Ia bercerita pada kenaikan pertama merasa berat. Sebab, biaya operasional tidak cukup, bahkan minus untuk penghasilan.
Ketua Paguyuban Pertashop Roban itu mengatakan margin keuntungan yang diberikan pertamina hingga saat ini hany Rp 850 per liter. Ditambah lagi di sekitar pertashop banyak yang jual pertalite eceran.
Pengusaha pertashop lain, Yunita Akbar juga merasakan dampak serupa. Pertashopnya di Kecamatan Batang justru meningkat sejak kenaikan Rp 14.500.
"Mungkin daripada ngantre di pom bensin mending ke Pertashop. Saat ini naik. Biasanya dalam sehari hanya 150 liter per hari. Sekarang capai 300 liter perhari,bahkan 500 liter," jelasnya.
Pantauan di lapangan, antrean di SPBU meningkat sejak kenaikan harga BBM. Antrean itu ditengarai kebijakan penggunaan pemakaian aplikasi untuk mobil saat membeli pertalite.
- Even Solo Great Sale 2021 Kembali Digelar
- Stand Pialang Saham Sedot Ratusan Lulusan Baru
- Ketua DPC PDI-P Salatiga : Pelatihan Bidik Anak Muda Dorong Inkubasi Bisnis