Hebat! Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Puji Capaian Investasi Sudah Capai Rp 21 Triliun

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Puji Capaian Investasi Di Jawa Tengah Sudah Mencatatkan Rp21 Triliun.  Pemprov Jateng
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Puji Capaian Investasi Di Jawa Tengah Sudah Mencatatkan Rp21 Triliun. Pemprov Jateng

Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi memberi pujian tentang gelombang investasi di Jawa Tengah yang saat ini sedang masif digencarkan. Catatan terbaru, pada Triwulan I 2025, realisasi investasi di Jawa Tengah sudah mencapai sekitar Rp21,848 triliun.


Hasil atas capaian ini, kata Gubernur Luthfi, peluang terbuka masih besar meningkatkan hasil investasi di Jawa Tengah sampai akhir tahun. Guna itu semua berhasil tercapai, berbagai pihak akan diupayakan bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng dan seluruh daerah. 

"Investasi di Jawa Tengah saat ini sedang galak-galaknya. Saya katakan begitu karena Jawa Tengah dari segi penanaman modal, keamanan, ketertiban perizinan semua ada, dan sudah menjadi jaminan kita. Artinya, investasi ini betul-betul menjadi hal yang sangat luar biasa sekali dalam rangka mengembangkan Jawa Tengah," kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat menghadiri upacara peresmian Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Puncak Kegiatan UMKM Gayeng 2025 di Ballroom Hotel Tentrem, Kota Semarang, Senin (05/05). 

Berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, performa investasi Triwulan I 2025 cukup memuaskan. Per 29 April 2025, tercatat realisasi investasi sudah mencapai Rp21,848 triliun. Terdiri atas penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp14,08 triliun dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp7,26 triliun.

Jumlah projek investasi sebanyak 20.431 dan penyerapan tenaga kerja berjumlah 97.550 pekerja atau 16,4% dari total penyerapan tenaga kerja se-Indonesia. Investasi PMA ini didominasi sektor padat karya seperti alas kaki, tekstil, sektor plastik, dan karet. Untuk PMDN investasi tertinggi pada sektor kawasan industri, perkantoran, dan sektor makanan.

Menurut Luthfi, sektor unggulan produktif berpeluang terus tumbuh dan muncul di Jawa Tengah. Terlebih memperhatikan capaian sementara, sampai pertengahan hingga akhir tahun sumbangan sektor investasi akan mampu meningkatkan perekonomian signifikan. 

"Artinya, ini harus kita pupuk dan kembangkan, sehingga Jawa Tengah bisa lebih baik dalam rangka membangun wilayah," kata Gubernur.

Dukungan atas potensi besar investasi, Gubernur Luthfi menekankan akan mempermudah peluang masuknya investor melalui berbagai kebijakan. 

Luthfi merasa optimis faktor pendukung investasi di Jawa Tengah meliputi daya saing daerah, infrastruktur memadai, tenaga kerja kompetitif, dan sistem perizinan berbasis elektronik yang terintegrasi.

Hal itu juga didukung oleh UMK 2025 yang kompetitif dibandingkan daerah lain. Juga ketersediaan lahan industri seperti KEK Kendal seluas 1.000 hektare, KEK Industropolis Batang 4.300 hektare, Kawasan Industri Wijayakusuma (Semarang) 250 hektare, Batang Industrial Park 287 hektare, Jatengland Industrial Park Sayung (Demak) 300 hektare.

"Secara geografis, Jawa Tengah itu adalah sentral atau pusat, maka secara tidak langsung Jawa Barat, Jawa Timur, DKI punya kontribusi untuk membesarkan Central of Java," kata Luthfi. 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, mengatakan, investasi menjadi salah satu pilar utama mendorong ekonomi Jawa Tengah. Tahun 2024 perekonomian Jawa Tengah tumbuh sebesar 4,95%.

"Suatu kebanggaan, investasi menjadi kontributor utama dengan pangsa pasar produk domestik regional bruto sebesar 30,53% dan mencatatkan pertumbuhan 6,55%," katanya.