Meningkatnya harga cabai di pasar induk Purwodadi menyebabkan turunya omset penjualan. Naiknya harga juga berpengaruh terhadap para pedagang kuliner di Grobogan Jawa Tengah.
- Penukaran Uang Baru Dibatasi Rp3,8 juta Per Orang Tiap Hari
- XL Axiata Catatkan Laba Bersih Rp395 Miliar Di Tengah Pandemi
- SIG Tingkatkan Penggunaan Biomassa Sebagai Bahan Bakar Ramah Lingkungan Menjadi 2,7 Juta Ton
Baca Juga
Mursid (50) pedagang bakso mengeluhkan naiknya harga cabai rawit. Akibat kenaikannya menyebabkan keuntungan dari hasil perdagangan bakso miliknya menipis.
"Untuk harga bakso tidak dinaikan, pelanggan bisa-bisa jadi kabur. Terpaksa kenaikan harga kita saja," terangnya.
Terkait omzet, masih seperti hari-hari biasa namun keuntungan mengalami penurunan, untungnya ada suplai keuntungan dari minuman.
"Kami berharap harga cabai kembali stabil agar kita pedagang kecil mendapat keuntungan layak," ujarnya, Jumat (26/7) siang.
Pedagang cabai Pasar Induk Purwodadi Yanti mengatakan harga cabai dari berbagai jenis seluruhnya alami kenaikan harga. Mulai dari cabai rawit, cabai keriting, maupun cabai hijau.
"Untuk cabai rawit (cabai setan) harga sebelumnya Rp 60 ribu kini naik Rp 70 ribu, cabai caplak biasa dari Rp 20 ribu naik jadi Rp 24 ribu, untuk cabai hijau saat ini kisaran Rp 61 ribu, dari harga Rp 50 ribu," ujarnya.
Akibat adanya kenaikan, pembelian barang menurun. "Yang sebelumnya beli satu kilogram saat ini paling-paling hanya membeli setengah kilogram," terang dia.
Ia mengaku tidak berani ambil stok banyak lantaran naik turunnya cabai sangat cepat. Ia memperkirakan stok langsung habis jual.
"Paling kisaran 20-25 kilogram perhari dari berbagai jenis cabai. Untuk omzetnya kisaran Rp 6-7 juta per harinya," pungkasnya.
- LPG Langka, Polda Jateng Waspada Penyalahgunaan Di Seluruh Kabupaten Dan Kota
- KAI Belum Perbaiki Lagi Jalur Rel Jakarta Surabaya Di Gubug
- Jalur Jakarta-Surabaya Selesai Perbaikan, Tapi KAI Terapkan Kembali Pengalihan Rute