Hari Anak Nasional, Tawa Ceria Anak-anak Spesial SLB Negeri Batang Bersama Badut di MPLS

Peringatan Hari Anak Nasional dan MPLS di SLB Negeri Batang, Selasa (23/7). RMOL Jateng/ Bakti Buwono
Peringatan Hari Anak Nasional dan MPLS di SLB Negeri Batang, Selasa (23/7). RMOL Jateng/ Bakti Buwono

Tawa ceria anak-anak spesial terdengar dari halaman Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Kabupaten Batang pada Selasa (23/7) pagi. Tampak badut beserta doraemon menghibur ratusan siswa SLB Negeri di Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).


Para anak spesial itu mengikuti segala ajakan dari badut untuk menyanyi bersama hingga menari. 

"Guruku tersayang, Guru tercinta. Tanpamu apa jadinya aku. Tak bisa baca tulis, mengerti banyak hal," senandung para siswa SLB N Batang bersama badut.

Waka Kesiswaan SLBN Batang, Afifudin Nasikha menyebut MPLS SLBN digabung dengan peringatan Hari Anak Nasional. Pihaknya sengaja mengundang badut untuk menghibur seluruh siswa, khususnya siswa baru.

"Supaya anak anak merasa senang, terus di sini sekolah nyaman dan menyenangkan," katanya.

Afif menyebut cara penyampaian pada anak penyandang disabilitas harus melihat keterbatasan tiap anak. Cara penyampaiannya pun menyesuaikan kondisi anak.

"Nah untuk kondisi anak tuna rungu kita menggunakan bahasa isyarat, yang simpel simpel saja, yang mengena. Misalnya tujuan sekolah itu supaya kamu memahami dapat ilmu, kamu dapat pintar, supaya kamu punya masa depan,"urainya. 

Lalu untuk anak tuna grahita harus dijealaskan secara sederhana tujuan sekolah contohnya tadinya tidak bisa jadi bisa atau tadinya belum mandiri menjadi mandiri.

Afifah menyebut pada tahun ajaran 2024/2025, SLBN Batang menerima 30 siswa baru dan siswa pindahan sekitar 10-an. Total ada 40 siswa baru di SLBN Batang.

Masa MPLS SLBN Batang terbagi atas tiga hari kegiatan pokok, dan dua hari untuk tambahan.Kegiatan pokok bertema mewujudkan lingkungan belajar yang inklusif berkbhinnekaan dan aman bagi semua.

"Pas hari pertama senin kemarin kami upcara pembbukaan MPLS, pengenalan lingkungan sekolah, masuk ke kelas masing-masing. Lalu masing-masing kelas untuk diskusi kesepakatan dengan wali kelas," jelasnya.

Kemudian pada hari ketiga, para siswa akan melakukan arak arakkan di sekitar lingkungan sekolah. Masing-masing siswa membawa kata motivasi dari rumah. 

"Misalnya kata motivasinya no Bullying, aku senang sekolah di sini. Itu kami bebaskan, yang penting positif," pungkasnya.