Pilkada serentak 2018 kemarin merupakan bagian dari perubahan perspektif pemilih terhadap kondisi politik.
- PKB : Gus Muhaimin Kader NU Paling Siap Maju Presiden
- Ilyas Akbar-Tri Haryadi Siap Bangun 1.000 Sumur Secara Bertahap
- Inilah Tugas Gibran dari PDI Perjuangan Solo Usai Rapat Tiga Pilar
Baca Juga
Penentu perubahan perspektif pemilih tersebut adalah karena adanya kepentingan.
"Pemilih kita memang terdiri dari beragam pendekatan, ada yang pendekatan pragmatis, ada yang rasional, ada yang karena afiliasi ideologi, SARA dan lain sebagainya," kata pengamat politik dari Universitas Mercu Buana Maksimus Ramses Lalongkoe kepada redaksi, Jumat (6/7).
"Namun, perubahan perilaku memilih itu tergantung kepentingannya sehingga kalau terjadi pergeseran perspektif memilih itu bukan hal yang aneh," ujar dia menambahkan.
Maksimus juga mengakui bahwa perubahan perspektif pemilih pada Pilkada 2018 lalu tentu akan berdampak pada Pemilu 2019.
"Yang pasti tentu berdampak ke Pilpres, dampaknya terkait aliran politik calon pemenang, misalnya pemenang dari partai A maka tentu dia akan memperjuangkan capres dari partai A, meskipun secara kuantitas pengaruh ke rakyat tidak begitu signifikan," pungkasnya.
- Menghadapi Pilkada Yoyok Joss ‘Kuliah’ di Unimus
- Langkah Taktis Prabowo, Buat Sumber Air Bersih untuk Wilayah Kekeringan di Indonesia
- Suara Prabowo Gibran Unggul 55.48% di Grobogan