Warga Kota Magelang yang berstatus menikah cenderung lebih bahagia dibanding penduduk yang belum menikah. Sedangkan penduduk berstatus cerai mati tercatat memiliki indeks kebahagiaan lebih tinggi dibanding warga berstatus cerai hidup.
- Tumbang, 3 Peserta Retret Kepala Daerah Di Magelang
- Kemenparekraf/Baparekraf Gelar Apresiasi Fesyen Desain Dan Kuliner Di Magelang
- Melatih Puluhan Anak Terlantar Agar Memiliki Kemandirian
Baca Juga
Demikian hasil rangkaian survei pengukuran tingkat kebahagiaan Kota Magelang tahun 2024 (SPTK24) yang dirilis Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Diskominsta) Kota Magelang selaku Walidata, Jumat (31/5).
SPTK24 merupakan inisiasi strategis dari Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang untuk memotret capaian visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Magelang. Yaitu “Kota Magelang Maju, Sehat dan Bahagia” khususnya pada indikator “Bahagia”.
Merujuk hasil survei, indeks kebahagiaan warga Kota Magelang pada tahun 2024 mencapai 79,99. Indeks kebahagiaan laki-laki 81,32, lebih tinggi dibanding perempuan yang hanya 78,65.
Dari sisi pendidikan SPTK24 menunjukkan gambaran, makin tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkan warga Kota Magelang, memiliki tingkat kebahagiaan relatif lebih tinggi. Hal serupa berlaku di tingkat kebahagiaan berdasar tingkat pendapatan ruamh tangga per bulan.
Kelompok muda (usia di bawah 25 tahun) memiliki kebahagiaan tertinggi (86,26) dibanding kelompok usia lain. Sementara itu senior citizen atau kelompok usia lanjut tercatat memiliki tingkat kebahagiaan di indeks 79,13.
SPTK24 mengukur indeks kebahagiaan dari 3 dimensi utama. Yaitu kepuasan hidup, perasaan dan makna hidup. Hasil SPTK24 selanjutnya akan dipakai sebagai referensi pemetaan kebijakan dari berbagai aspek seperti pengarusutamaan gender, peningkatan kapasitas dan pengembangan diri penduduk, peningkatan kualitas hidup lansia, peningkatan kualitas kehidupan sosial masyarakat, peningkatan pendapatan dan sebagainya.
Kegiatan ini dikoordinir oleh Bidang Statistik Persandian Diskominsta Kota Magelang bersama 20 mitra BPS selaku petugas pencacah lapangan dan tim ahli dari MEP FEB Universitas Gadjah Mada.
“Pendataan SPTK24 dilakukan pada Februari-Maret 2024 terhadap sejumlah 500 Kepala Keluarga di 17 Kelurahan. Kami melibatkan mitra BPS dalam kegiatan tersebut," kata M Abdul Azis, Kepala Diskominsta Kota Magelang.
Instrumen survei diadopsi dari kuesioner SPTK 2021 BPS RI dengan penambahan variabel koordinat rumah untuk memperkaya basis data mikro spasial.
Wali data selaku ujung tombak pelaksana pengumpulan, pemeriksaan, dan penyebarluasan data berkomitmen untuk menyediakan satu data Kota Magelang yang berkualitas.
Salah satunya melalui penyediaan data mikro rumah tangga dan data by name by address (bnba) hasil survei yang dilengkapi koordinat, dengan output berupa peta spasial apda geoportal Kota Magelang yang terintegrasi ke portal Satu Data Indonesia.
Penjaminan kualitas SPTK24 diproses dengan pelibatan BPS selaku Pembina Data dalam melakukan transfer knowledge pelaksanaan proses bisnis statistik sektoral dan penyediaan panduan survei mendetail dan rule validasi data, sehingga data mentah hasil pencacahan dapat dibersihkan dan diolah dengan baik.
Hasil SPTK24 dilaporkan kepada Wali Kota Magelang, M Nur Aziz, Selasa (28/5) lalu. Atas laporan itu, Aziz menyampaikan apresiasi dan berharap SPTK dapat dilaksanakan secara kontinu untuk memotret kebahagiaan penduduk seiring dinamika perkembangan Pembangunan di Kota Magelang.
Aziz juga menegaskan bahwa Pemkot Magelang selalu berkomitmen untuk bekerja berbasis data.
- Tumbang, 3 Peserta Retret Kepala Daerah Di Magelang
- Kemenparekraf/Baparekraf Gelar Apresiasi Fesyen Desain Dan Kuliner Di Magelang
- Melatih Puluhan Anak Terlantar Agar Memiliki Kemandirian