Ratusan warga RW 1, Kelurahan Penggaron Kidul, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, mengikuti Haul Sunan Kalijaga, Kamis (22/6) malam.
- Berpotensi Jadi Teladan Nasional, UNESCO Puji Penanganan Stunting Kota Semarang
- Prosesi Pisowanan Agung, Puncak Rangkaian Hari Jadi Ke-199 Kabupaten Wonosobo
- Meriahnya Peringatan 10 Muharram di Slawi: Sholawatan dan Santunan Anak Yatim
Baca Juga
Haul Sunan Kalijaga diperingati dengan mengarak tiga gunungan hasil bumi dan seekor kerbau, keliling jalan kampung.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat, Joko Prasetyo, tradisi ini dilakukan sudah bertahun tahun oleh masyarakat Kelurahan Penggaron Kidul, khususnya di RW 1. "Ini sudah turun temurun dilakukan. Tiga Gunungan yang diarak memiliki filosofi keberaneka ragaman, agama dan budaya. Kerbau yang sudah diarak besok akan disembelih," kata Joko.
Masyarakat percaya bahwa konon Sunan Kalijaga pernah singgah dan berteduh di pohon beringin dan mengajarkan ajaran Agama Islam. "Menurut cerita orang tua kami, dulu Kanjeng Sunan Kalijaga pernah singgah di tanah yang sekarang ada masjid. Ada pohon beringin tua yang kono dipercaya jadi tempat berteduh Sunan Kalijaga," tambah Joko.
Usai diarak, warga berebut gunungan hasil bumi. Menurut warga, berebut gunungan tersebut dipercaya mendapat berkah.
"Kita tadi rebutan gunungan dapat sayur, untuk ngalap berkah Haul Sunan Kalijaga. Tiap tahun ikut tradisi ini," ujar Wiwin, salah seorang warga.
Sementara itu, Ketua RW 1, Mufidun Naim, mengatakan, selain tiga gunungan hasil bumi, peringatan Haul Sunan Kalijaga ini juga dimeriahkan dengan iring iringan 21 kuda bendi. "Ada tiga gunungan hasil bumi dan 21 kuda bendi yang dinaiki seluruh Ketua RT, Pemerintah Kelurahan dan Kecamatan. Ini peringatan setiap tahun yang kita harap dapat menjaga kerukunan warga," pungkas Mufid.
- Dangdut Jadul Mbosor, Kolaborasi Apik Om Satrio dan Mas Pur, Ojek Pengkolan
- Klenteng Hok Ie Kiong, Bersih-Bersih Sambut Imlek
- Pagelaran Budaya “Satu dalam Cita” Digelar di Solo