Bila diteliti secara regulasi pemerintah daerah punya banyak opsi untuk mencari pembiayaan pembangunan, bahkan di Pemkot Semarang bisa melepas obligasi hingga melantaikan BUMD di bursa saham.
- Dapatkan Dana dari Pemerintah UEA, Gibran Tancap Gas Lakukan Penataan Kota
- Pj Gubernur Imbau Dukung Kelancaran Pilkada, DPRD Setujui Kenaikan Upah 2025
- Masih Minim Lahan Parkir, Dishub Kota Semarang Akui Banyak Parkir Liar
Baca Juga
Bahkan hari ini pun Pemkot Semarang mulai melakukan pembiayaan pembangunan dengan opsi lain melalui skema KPBU, Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha.
Pernyataan tersebut disampaikan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pada kegiatan 100 CEO Forum yang bertajuk "Indonesia Ramah Investasi" di main hall gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/10).
Hendi saapan akrab Wali Kota Semarang ini didapuk sebagai narasumber bersama Vidjongtius (Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk), David Sumual (Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk), serta Feb Sumandar (Direktur Utama PT Bahana Securities).
Di sisi lain, Hendi sebagai Wali Kota Semarang mengatakan, selain partisipasi dalam pembangunan sektor publik, sektor privat diharapkan dapat secara optimal membaca tren positif Semarang sekarang yang telah menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia.
"Pada tahun 2017 untuk pertama kalinya realisasi pajak daerah Kota Semarang menembus angka Rp 1 Triliun, capaian tersebut seiring dengan penambahan jumlah usaha perdagangan dan jasa di Semarang yang masih besar potensinya untuk bertambah," ungkap Hendi yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut.
Senada David Sumual, Chief Economist PT Bank Central Asia Tbk menegaskan jika tren investasi hari ini adalah ke arah perdagangan, retail, dan properti.
"Ada 3 fase tren investasi di Indonesia, yaitu mulai tahun 70 sampai 80an trennya adalah subtitusi impor yang kemudian berdampak positif pada industri otomotif, kemudian tahun 80 sampai 2000an trennya adalah export oriented industry, dan saat ini adalah yang meningkat investasinya pada sektor perdagangan, retail dan properti," jelasnya.
Dalam kesempatan itu David juga menyarankan Hendi sebagai kepala daerah untuk merespon adanya fenomena Trade Diversion para investor luar yang berpotensi merelokasi investasinya dari Amerika dan China ke Indonesia.
"Pak Hendi sebagai kepala di daerah harus ke sana (Amerika dan China) untuk mendorong relokasinya ke daerah di Indonesia, karena beberapa kali kita kalah cepat dengan Vietnam dan Thailand," pungkas direksi BCA tersebut.
Terkait hal tersebut Hendi pun menegaskan akan segera melakukan identifikasi investasi di luar yang mungkin direlokasi ke Kota Semarang.
"Saya rasa usulan tersebut penting, maka segera kami lakukan identifikasi," tuturnya.
- Harganas ke-31 Bakal Digelar di Semarang, Pj Gubernur Jateng Cek Kesiapan Lokasi
- Dedy Corbuzier dilantik Jadi Stafsus Menhan, Untuk Apa?
- DPRD Provinsi Jawa Tengah Akan Tangani Tata Kelola Sampah Sampai Tingkat Rumah Tangga